GUNUNG TANGKUBAN PARAHU
( Bagian 2 )
Daftar Letusan dan Erupsi sejak 1829
1829: Erupsi abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
1846: Terjadi Erupsi dan peningkatan kegiatan.
1896: Terbentuk Fumarol baru di sebelah Utara Kawah Badak.
1900: Erupsi uap dari Kawah Ratu.
1910: Kolom asap membubung setinggi 2 km di atas dinding Kawah, Erupsi berasal dari Kawah Ratu.
1926: Erupsi Freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
1935: Lapangan Fumarol baru disebut Badak terjadi, 150 m ke arah Selatan Barat daya dari Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.
1952: Erupsi abu didahului oleh Erupsi Hidrothermal (freatik).
1957: Erupsi Freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang Kawah baru.
1961, 1965, 1967: Erupsi Freatik.
1969, 1971: Erupsi Freatik didahului oleh Erupsi lemah menghasilkan abu.
1983: Erupsi Freatik.
1992: Awan abu membubung setinggi 159 m di atas Kawah Ratu.
1994: Peningkatan kegiatan kuat dengan Gempa Seismik dangkal dengan Erupsi Freatik kecil.
2004: Peningkatan kegempaan.
2013: Erupsi Freatik di bulan Februari, Maret, dan Oktober.
2019: Erupsi Freatik di bulan Juli
Legenda rakyat setempat
Artikel utama: Legenda Sangkuriang
Asal usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan Legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi/Rarasati. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat sebuah Telaga dan sebuah Perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk Gunung Api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa Kawahnya masih menunjukkan tanda – tanda keaktifan Gunung ini. Di antara tanda aktivitas Gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber – sumber air panas di kaki Gunungnya, di antaranya adalah di kawasan Ciater, Subang. Gunung Tangkuban Parahu pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang menyebabkan 3 orang luka ringan.
Keberadaan Gunung ini serta bentuk Topografi Bandung yang berupa cekungan dengan Bukit dan Gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli Geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan Gunung Api Purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda Purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu. (Jelita/rn+)
Artikel diambil dari wikipedia
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!