WISATA DI SUMATERA BARAT YANG MEMILIKI KISAH MISTIS

Sumatera Barat (Foto Istimewa)

rexnewplus.com – Ketika mendengar nama Sumatera Barat (Sumbar) pasti yang pertama kali ada dibenak adalah objek wisata dan  kulinernya. Sumatera Barat tidak hanya dikenal dengan kulinernya yang lezat, tapi juga ragam tempat wisatanya. Mulai dari danau, pegunungan, laut, dan berbagai tempat bersejarah dan penuh budaya yang memesona mata. Selain indah dan menarik, beberapa tempat wisata ini memiliki kisah mistis. Namun, taukah anda jika setiap daerah mempunyai tempat-tempat mistis atau angker yang sangat dekat dengan masyarakat setempat. Tidak terkecuali, dengan di daerah yang mempunyai julukan Ranah Minangkabau ini. Berikut ini beberapa tempat mistis di Sumatera Barat.

  1. Jam Gadang

Jam Gadang Bukittinggi (Foto Istimewa)

Jam Gadang merupakan hadiah yang diberikan oleh sekretaris kota dari Ratu Belanda. Jam raksasa Ini dibangun sekitar tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Bagi masyarakat Sumatera Barat terdapat ada yang aneh dari penulisan angka romawi pada angka di jam tersebut.  Dimana penulisan angka Romawi IV ditunjukkan dengan IIII. Konon, angka ini menunjukkan jumlah korban yang jadi tumbal saat pembangunannya. Tak diketahui kebenaran kisah ini, namun banyak masyarakat yang memercayainya.

  1. Danau Singkarak

Danau Singkarak (Foto Istimewa)

Danau Singkarak adalah salah satu destinasi andalan Sumatera Barat. Danau ini menawarkan keindahan yang memanjakan mata. Namun, dibalik keindahannya itu, ada cerita mistis yang menyelimutinya. Konon, ada terowongan misterius yang menghubungkan Danau Singkarak dengan Maninjau. Oleh sebab itu, penduduk sekitar meyakin bahwa siapa pun yang hilang di Danau Singkarak akan muncul di Danau Maninjau, begitu juga sebaliknya. Jika orang tersebut tidak muncul di kedua danau, artinya dia telah dijadikan tumbal.

  1. Lubang Tambang Soero

Lubang Suro (Foto Istimewa)

Lubang Mbah Soero di Sawahlunto lubang ini bekas tambang batubara yang beroperasi pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1898. Para pekerja di tambang ini merupakan pribumi yang melawan dan para tahanan politik. Mereka juga dipaksa ketika bekerja dengan leher, kaki, dan tangan dalam keadaan terantai. (Nanda/rn+)

Artikel Ini Diambil Dari Beberapa Sumber

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera di tayangkan. Materi dan photo – photo ( max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi  (+62) 87729436180)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *