Mengenal Tradisi Ma’nene Suku Toraja : Cara Unik Orang Toraja Mengenang Leluhurnya
Tana Toraja, rexnewsplus.com – Indonesia kaya akan budaya dan tradisinya yang unik, hampir semua daerah di Indonesia memiliki budaya dan tradisinya masing-masing. Salah satunya Suku Toraja yang terkenal dengan berbagai tradisi adatnya yang kaya dan unik. Salah satu tradisi yang paling menarik perhatian adalah ritual ma’nene, yaitu mengganti pakaian jenazah leluhur atau kerabat keluarga yang sudah meninggal dunia. Ritual ini dipercaya masyarakat lokal secara turun-temurun dan berlangsung sejak ribuan tahun silam.
Ritual ma’nene berasal dari kata “ma” yang berarti “orang” dan “nene” yang berarti “bayi” atau “anak kecil”. Nama ini menggambarkan cara masyarakat Toraja memandang leluhur mereka sebagai orang-orang yang masih hidup dan harus dirawat seperti anak-anak. Menurut cerita turun-temurun, ritual ini diciptakan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan roh-roh leluhur yang telah meninggal dunia. Tujuannya adalah memastikan bahwa roh-roh tersebut mendapatkan kehidupan yang layak di alam baka dan juga untuk memohon perlindungan bagi mereka yang masih hidup.
Mereka percaya bahwa leluhur mereka masih memiliki hubungan yang erat dengan keluarga yang masih hidup dan dapat memberikan berkah atau kutukan. Ritual ma’nene juga berkaitan dengan kepercayaan Aluk Todolo. Yaitu, agama tradisional suku Toraja yang menghormati dewa-dewa alam dan nenek moyang.
Dalam Aluk Todolo, kematian bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan proses transisi menuju alam roh. Karena itu, jenazah tidak dianggap mati, tetapi sakit atau tidur.
Di sejumlah dinding tebing, tampak banyak lubang berbagai ukuran dengan bentuk persegi. Tiap lubang tertutup oleh pintu kayu yang berisi jenazah berusia puluhan atau ratusan tahun. Jenazah tidak dikubur, tetapi disimpan di dalam liang kubur yang berbentuk seperti rumah atau batu.
Jenazah yang disimpan di liang kubur seluruh tubuhnya terlihat jelas dan tampak mengeras. Sebab, sebelum jenazah dimasukkan ke peti mati dan dikuburkan di londa, keluarga telah memberikan sejumlah bahan pengawet. Setelah itu, mereka menyematkan pakaian kepada jenazah dan menaruh benda-benda atau makanan kesukaan jenazah di kuburannya.
- Pelaksanaan Ritual Ma’nene
Ritual ma’nene biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Agustus, ketika musim kemarau tiba. Namun karena biaya cukup mahal dan kesulitan koordinasi antara anggota keluarga yang berada di luar Toraja, ritual ini juga dapat dilakukan tiga tahun sekali atau sesuai dengan kesepakatan keluarga.
Ritual Ma’nene Meliputi Beberapa Tahapan:
– Mengorbankan hewan seperti babi atau kerbau sebagai tanda penghormatan kepada leluhur dan permohonan agar ritual berjalan lancar.
– Membuka liang kubur atau patane, yaitu tempat penyimpanan jenazah yang berbentuk seperti rumah atau batu.
– Mengeluarkan jenazah dari peti mati dan membersihkannya dengan air atau daun sirih.
– Mengganti pakaian dan kain kafan jenazah dengan yang baru sesuai dengan jenis kelamin, status sosial, dan selera jenazah ketika masih hidup.
– Memberikan barang-barang yang disukai jenazah seperti rokok, kopi, atau perhiasan sebagai tanda kasih sayang dan penghargaan.
– Mengajak jenazah berbincang-bincang, mengabarkan kabar terbaru, atau meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan.
– Mengembalikan jenazah ke dalam peti mati dan menutup kembali liang kubur.
Dalam kepercayaan Aluk to dolo’, arwah para leluhur (tomembali puang) tetap beraktivitas seperti dalam dunia orang-orang hidup. Mereka membutuhkan bekal-bekal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di alamnya, bekal itu mirip dalam dunia orang hidup seperti makanan, pakaian, dan hewan.
Para keluarga mendiang menyematkan pakaian, mengorbankan kerbau, dan menaruh makanan di sekitar kubur batu leluhur. Mereka pun percaya jika mereka baik terhadap leluhur dengan menyediakan segala kebutuhan para leluhur, hal yang sama akan kembali ke mereka yang masih hidup. Kegiatan ini tak hanya sebagai penghormatan kepada leluhur, tetapi juga menjaga ikatan di antara keturunan-keturunannya.
Tradisi ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Toraja. Yaitu, sebagai bentuk penghormatan, perhatian, dan kepedulian kepada leluhur, serta sebagai cara menjaga identitas, kekhasan, solidaritas, dan nilai-nilai moral suku Toraja. (Razny/rn+)
Artikel ini telah tayang di halaman indonesiakaya.com dengan judul “Ma’nene, Cara Orang Toraja Mengenang Leluhurnya”
Di halaman radarmadura.com dengan judul “Tradisi Mengganti Pakaian Jenazah Leluhur di Tanah Toraja: Sejarah, Pelaksanaan, dan Makna Ritual Ma’nene”
Di halaman liputan6.com dengan judul “Ritual Ma Nene, Warisan Mistis dari Toraja yang Mengguncang Jiwa”
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera di tayangkan. Materi dan photo – photo ( max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi (+62) 87729436180)