Gebrakan Dedi Mulyadi: Study Tour Dihentikan!

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat (Foto Istimewa)

Bandung, rexnewsplus.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi baru-baru ini mengeluarkan kebijakan melarang kegiatan study tour bagi siswa di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk meringankan beban finansial orangtua dan mengurangi risiko keselamatan siswa. Dedi menekankan bahwa perpisahan sekolah tetap diperbolehkan, namun kegiatan yang membebani orang tua secara finansial, seperti study tour, sebaiknya dihindari.

“Kami membaca berbagai postingan di media sosial, ada yang mengartikan larangan ini secara keliru, seperti larangan berswafoto atau berfoto bersama teman seangkatan. Saya tegaskan, yang kami larang adalah kegiatan study tour, kunjungan ilmiah, atau kunjungan industri yang membebani orang tua siswa secara finansial,” ujar Dedi Mulyadi dalam akun Instagram @dedimulyadi71, Selasa (25/2/2025).

Menurutnya, banyak orang tua yang terpaksa berutang untuk membiayai study tour anak mereka. Pada akhirnya, kondisi ini menambah beban ekonomi keluarga. “Kegiatan ini sering kali membuat orang tua yang tidak mampu harus berutang ke sana kemari, yang akhirnya semakin memperberat beban hidup mereka. Ini yang kami ingin cegah,” tegasnya.

Dedi juga menyoroti aspek keselamatan siswa. Ia mengingatkan kecelakaan tragis rombongan study tour SMK di Depok, yang menyebabkan banyak korban jiwa. “Itu pelajaran penting bagi kita semua agar tidak mengulang peristiwa serupa,” katanya.

Kebijakan ini mendapatkan respons positif dari sejumlah orang tua siswa yang merasa terbantu dengan pengurangan beban biaya pendidikan. Mereka berharap larangan ini dapat direalisasikan dan tidak hanya sebatas wacana. Namun, larangan study tour ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri pariwisata.

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyarankan alternatif berupa tur dalam kota untuk menekan biaya dan tetap memberikan pengalaman edukatif bagi siswa. Sekjen Asita, Budi Rianto, menyebutkan bahwa tur dalam kota dapat menjadi solusi bagi kedua belah pihak, baik pemerintah maupun pelaku pariwisata.

Polemik terkait larangan study tour juga terjadi di SMAN 6 Depok, di mana ratusan siswa tetap berangkat ke Jawa Timur dan Bali meskipun sudah ada larangan. Akibatnya, Kepala SMAN 6 Depok dicopot dari jabatannya oleh Dedi Mulyadi. Dedi menegaskan bahwa tindakan tegas ini diambil demi kebaikan siswa dan orangtua.

Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan sekolah-sekolah dapat lebih bijak dalam merencanakan kegiatan yang melibatkan siswa, sehingga tidak membebani orang tua secara finansial dan tetap menjaga keselamatan siswa.

Alternatif Kegiatan Perpisahan di Sekolah 

Dedi menekankan bahwa kegiatan perpisahan tetap bisa dilaksanakan, namun dengan cara yang lebih kreatif dan tanpa biaya besar. Misalnya OSIS atau organisasi siswa lainnya mengelola kegiatan di sekolah dengan menampilkan berbagai karya seni seperti musik, tari, dan sastra. “Siswa bisa mengumpulkan iuran secara wajar di antara mereka sendiri tanpa melibatkan sekolah sebagai institusi yang melakukan pungutan,” jelasnya. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan terbesar bagi siswa bukanlah momen kenaikan kelas atau kelulusan, melainkan bagaimana mereka mempersiapkan masa depan.

“Tantangan terberat bukan sekarang, tapi nanti saat mereka mencari pekerjaan dan harus menata hidup. Jangan sampai mereka tumbuh menjadi pribadi yang hanya suka berpesta dan menghambur-hamburkan uang orang tua,” ujarnya. (Razny/rn+)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Dedi Mulyadi soal Larangan “Study Tour”: Perpisahan Boleh, tapi…”

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Larangan “Study Tour”, Gebrakan Dedi Mulyadi yang Diikuti Provinsi Lain”

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 81320-97-9339

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *