PESONA HOYAK TABUIK PIAMAN SUMATERA BARAT
rexnewplus.com – Indonesia adalah negara yang dikenal dengan kekayaan serta keberagaman warisan budayanya. Ada banyak ciri khas yang melekat pada suku, agama, bahasa, adat istiadat, seni, dan tradisi di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu di antaranya adalah tradisi Tabuik yang diadakan di Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Tradisi ini bukan hanya sekadar serangkaian acara, tetapi juga mengandung makna sejarah dan religius yang dalam.
Tabuik Pariaman atau Tabuik Piaman, warisan budaya yang masih terus dilestarikan masyarakat setempat. Tabuik Pariaman atau Tabuik Piaman memiliki daya tarik tersendiri. Masyarakat setempat melestarikan Tabuik Pariaman atau Tabuik Piaman melalui Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman. Tuo Tabuik Subarang generasi ke lima Zulbakri, mengatakan sejarah Tabuik berawal dari peringatan kematian cucu Rasulullah SAW saat peristiwa perang di Padang Karbala. Peristiwa Asyura itu terjadi tepat pada 10 Muharram tahun 61 Hijriah atau bertepatan dengan 10 Oktober tahun 680. Diketahui Tabuik ini menurut sejarah berasal dari orang India yang bergabung dalam pasukan Islam Thamil di Bengkulu tahun 1826, di bawah kekuasaan Thomas Stamford Rafles dari kerajaan Inggris. Setelah perjanjian London 17 Maret tahun 1829, Bengkulu dikuasai oleh Belanda dan Inggris menguasai Singapura. Hal itu menyebabkan pasukan Islam Thamil Bengkulu akhirnya menyebar, di antaranya ada yang sampai ke Pariaman.
Penamaan Tabuik muncul saat perang di Padang Karbala, atas kebesaran Allah SWT secara mengejutkan jenazah Husein (cucu Rasulullah SAW) diangkat ke langit menggunakan Buraq. Buraq ini sejenis hewan, tubuhnya seperti kuda, kepalanya seperti manusia serta mempunyai sayap lebar dengan mengusung peti jenazah di pundaknya. Perayaan Tabuik diadakan setiap 1-10 Muharam adalah upacara pada 61 Hijriah yang bertepatan dengan 680 AD.
Sebelum upacara Tabuik dilaksanakan, Tabuik dibuat oleh dua kelompok masyarakat Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok Subarang. Kedua tempat ini dipisahkan oleh sungai yang membelah kota Pariaman. Dalam acara pesta adat Tabuik ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu :
- Membuat ‘Daraga’. ‘Daraga’ adalah tempat di mana para arsitek dan pekerja membuat, menjaga dan menyelesaikan Tabuik.
- “Marangkai Tabuik” (menyatukan setiap bagian dari Tabuik).
- “Maambiak Tanah” (mengambil tanah yang pada saat sholat Maghrib).
Pada 1 Muharram, yang menandai proses pertama dalam pembuatan sebuah Tabuik, lumpur diambil dari sungai. Mengambil tanah mengandung makna simbolik bahwa manusia berasal dari tanah. Setelah diambil, tanah itu diarak oleh ratusan orang dan akhirnya disimpan dalam “lalaga” berukuran 3×3 meter, dan kemudian dibungkus dengan kain putih. Kemudian, dimasukkan ke dalam peti mati yang disebut Tabuik.
- “Maambiak batang pisang” (mengambil batang pisang dan ditanam di dekat kuburan)
Pada 5 Muharram, proses kedua dimulai. Dalam proses ini, yang berlangsung di malam hari, batang pohon pisang dipotong dalam satu tebasan. Ini adalah simbol dari keberanian Abi Kasim, putra Imam Hussein, dalam membalas kematian ayahnya.
- “Maarak Panja” (Panja/jari diarak berisi jari-jari palsu berkeliling kampung).
Maarak Panja adalah pencerminan pemberitahuan kepada para pengikut Hussein bahwa jari-jari tangan Hussein yang mati dibunuh telah ditemukan.
- Ma atam (Ekspresi kesedihan)
Prosesi ini diadakan pada tanggal 7 Muharam, melambangkan tindakan mengumpulkan jari-jari Imam Hussein, yang tersebar setelah dipotong oleh tentara Raja Yazid.
- Maarak sorban (membawa sorban berkeliling)
Menandakan Husein telah dipenggal. Diadakan pada 8 Muharam, itu melambangkan tindakan memamerkan sorban Imam Hussein berkeliling kota untuk mengingatkan kepada semua orang akan keberanian Imam Hussein ketika melawan musuh-musuhnya.
- Parade Festival “Tabuik”
Pada acara ini, dua “Tabuik” (Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang) yang berparade di jalan-jalan utama kota Pariaman menuju ke pantai Gandoriah.
- Mambuang Tabuik (membawa Tabuik ke pantai dan membuangnya ke laut).
Masuknya Pesona Hoyak Tabuik Piaman ke dalam kegiatan pariwisata nasional maka dapat mendongkrak promosi wisata daerah sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mencatat kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata di daerah itu sepanjang 2023 mencapai dua juta orang. “Kunjungan wisatawan sampai akhir 2023 diperkirakan mencapai angka 2,2 juta,” katanya. Ia mengatakan kunjungan tersebut terbanyak terjadi saat rangkaian dan puncak pelaksanaan Pesona Hoyak Tabuik yang mendatangkan sekitar 400 ribu wisatawan. Pengunjung Hoyak Tabuik Piaman bukan hanya dari warga Kota Pariaman dan Sumatera Barat saja. Namun juga dari warga rantau khusus datang ke Kota Pariaman untuk menyaksikan pergelaran Hoyak Tabuik event budaya Piaman dan juga merupakan pesona icon wisata Kota Pariaman, ujar Genius Umar. Disamping Event Budaya Hoyak Tabuik masyarakat juga dihibur dengan seni budaya khas warga Piaman dengan Tambue dan Tasa dari anak-anak Tabuik, sehingga meriah dan menarik bagi para pengunjung. (Nanda / rn+)
Artikel Ini Diambil Dari Beberapa Sumber
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera di tayangkan. Materi dan photo – photo ( max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi (+62) 87729436180)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!