Pendampingan Pengembangan Desa Wisata Dengan Memperhatikan Aspek Prosperity – Sustainability – Peace
“Indonesia tidak akan menjadi terang
karena obor besar yang dinyalakan di Jakarta atau di kota kota besar Indonesia….
Namun Indonesia akan bersinar dengan menyalakan lilin lilin kecil di desa desa
di seluruh Indonesia !”
Muhammad Hatta – proklamator
Jakarta, rexnewsplus.com – Pada tahun 2012 tercatat jumlah penduduk perkotaan mencapai 54% dari keseluruhan penduduk Indonesia, yang sebelumnya pada tahun 2010 adalah sebesar 49,8% (data Kompas 28 Maret 2012).
Memasuki tahun 2019, menurut data dari BPS – Badan Pusat Statistik mencapai ketingkat 55% dan ada kenaikan signifikan menjadi 56% pada tahun 2020. Berdasarkan hal tersebut BPS memperkirakan akan terus melonjak dengan perkiraan pada tahun 2030 akan ada 63% lebih adalah penduduk perkotaan.
Dari data yang disuguhkan diatas, bukan tidak mungkin desa akan semakin sunyi dan ditinggalkan. Untuk itu dirasa sangat penting untuk membangun perekonomian Desa yang baik sehingga warga Desa tetap tertarik untuk tinggal di Desa bahkan bila memungkinkan warga kota juga tertarik untuk Kembali ke Desa.
Salah satu yang dapat dikembangkan untuk membangkitkan perekonomian Desa adalah dengan mengembangkan Desa Wisata.
Pendampingan Desa Wisata.
Pengembangan Desa Wisata, tidak dapat dilakukan dengan cara pengadaan pembekalan pelatihan atau penyuluhan dalam waktu singkat (3 hari atau 1 minggu).
Namun perlu dilakukan secara terus menerus dan bertahap sampai masyarakat Desa berhasil untuk menerapkan dasar dasar pelayanan wisata dan mendapatkan manfaat dari kegiatan perekonomian wisata.
Ada delapan hal yang dapat dilakukan dalam proses pengembangan suatu desa untuk menjadi sebuah Destinasi Wisata.
Pertama : Mengenali Potensi Desa dan sekitarnya untuk menjadi “pilar utama” dalam mengembangkan Desa Wisata
Kedua : Mengenali sumber sumber alam yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi pelayanan di Desa Wisata
Ketiga : Mengenali Sumber Daya Manusia Desa untuk membuat tahapan tahapan pengembangan SDM Desa Wisata.
Keempat : Membuat dan merumuskan tahapan tahapan serta rencana
pengembangan kegiatan wisata Desa Wisata
Kelima : Memasarkan Produk Desa Wisata
Keenam : Memetakan dan mengelola resiko resiko yang dapat timbul dalam kegiatan pariwisata di Desa Wisata.
Ketujuh : Menetapkan standar penanganan pelayanan Desa Wisata.
Kedelapan : Evaluasi berkala ditindak lanjuti dengan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pariwisata di Desa Wisata dengan mempertimbangkan bahwa kegiatan pariwisata perlu memperhatikan : “Prosperity – Sustainability – Peace” Pariwisata yang memberikan kesejahteraan yang dapat dilakukan secara berkelanjutan dan mengedepankan keserasian antara manusia, alam, budaya dan lingkungan
Untuk pencapaian pengembangan Desa Wisata, perlu adanya penyampaian Materi Pendampingan Desa Wisata pada pelakunya, antara lain :
- Mengenali Potensi Desa dan sekitarnya untuk menjadi “pilar utama” dalam mengembangkan Desa Wisata
Menurut Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kode dan Wilayah Kerja Statistik Tahun 2016 disebutkan bahwa jumlah Desa/kelurahan di Indonesia adalah 82.030. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan data wilayah Administrasi pemerintahan disebutkan bahwa jumlah Desa dan kelurahan di Indonesia adalah 83.184 (74.754 Desa + 8.430 Kelurahan).
Tentunya dari keseluruhan 80 ribu lebih desa, tidak semuanya berpotensi sebagai Desa Wisata.
Mengenali “Pilar Utama” (Atau daya Tarik wisata utama) dari suatu desa sangat penting untuk ditemu-kenali sebagai dasar dari konsep pengembangan Desa Wisata.
Apakah itu merupakan potensi daya tarik alam (Laut, Gunung, Hutan, Pemandangan Alam, Perkebunan, Pertanian dan lainnya). Maupun potensi daya tarik buatan manusia (Budaya Kesenian, Penampilan Bangunan, Tata Cara Budaya kehidupan dan lainnya)
- Mengenali sumber sumber alam yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi pelayanan di Desa Wisata.
Mengidentifikasi dan mengenali sumber sumber alam di sekitar kawasan Desa Wisata yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi pelayanan kegiatan wisata di Desa Wisata sangat perlu dilakukan untuk (pertama) menekan beban ekonomis dalam melakukan pelayanan dalam kegiatan wisata dan (kedua) meningkatkan perekonomian bagi mereka yang bergerak dalam pelayanan kegiatan wisata maupun mereka yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan pariwisata.
- Mengenali Sumber Daya Manusia Desa untuk membuat tahapan tahapan pengembangan SDM Desa Wisata.
Dalam mempersiapkan pelayanan kegiatan Wisata di Desa Wisata perlu diidentifikasi sumber daya manusia yang dapat dilibatkan dalam pelayanan kegiatan wisata.
Misalnya :
- Apakah sudah ada Pemandu ?
- Apakah sudah ada juru masak atau penyedia jasa boga
- Untuk kerajinan rakyat, apakah ada pihak yang dapat memberikan keterangan ?
- Apabila ada wisatawan asing apakah ada yang dapat menangani ?
- Demikian selanjutnya di-peta-kan mengenai kebutuhan SDM yang akan terlibat.
Bila ditemukan ada kekurangan kekurangan untuk pelayanan tertentu, perlu direncanakan untuk pelatihan dan pendampingan pengadaannya sesuai dengan proyeksi dari kegiatan wisata yang akan diselenggarakan
- Membuat dan merumuskan tahapan tahapan serta rencana pengembangan kegiatan wisata Desa Wisata
Berdasarkan berbagai pemetaan dan identifikasi potensi yang ada baik dari segi daya tarik maupun sumber daya alam, disusun/dirumuskan rencana tahapan tahapan pengembangan secara bertahap yang perlu didampingi dengan menetapkan monitoring dan evaluasi sesuai dengan ketetapan keteapan yang disepakati oleh para pemangku kepentingan di Desa Wisata tersebut.
- Memasarkan Produk Desa Wisata
Target pemasaran perlu dipertimbangkan disesuaikan dengan kesiapan Desa Wisata dalam memberikan fasilitas pelayanan.
Misalnya :
- Tahap pertama kepada kelompok anak muda yang lebih leluasa dan menerima pelayanan yang sederhana namun tetap menyenangkan, nyaman dan aman.
- Tahap selanjutnya dibidik pasar yang lebih spesifik dibarengi dengan pelatihan pelatihan dan pengadaan fasilitas pelayanan wisata.
Misalnya : bila rencana pemasaran baru dilakukan kepada wisatawan asing, hanya perlu dipersiapkan (dilatih 5 orang terlebih dahulu untuk menjadi pemandu wisata yang ber bahasa asing). Demikian juga dengan jasa boga, perlu dipertimbangkan berapa juru masak yang diperlukan untuk tahap tertentu dan bagaimana perencanaan penambahan juru masak dengan pengadaan latihan yang disesuaikan dengan proyeksi perkembangan kunjungan wisatawan.
- Memetakan dan mengelola resiko resiko yang dapat timbul dalam kegiatan pariwisata di Desa Wisata.
Para Pemangku kepentingan perlu memperhitungkan resiko resiko yang mungkin timbul dalam pelayanan pelayanan selama kegiatan wisata dan antisipasi untuk hal hal yang mngkin timbul dan dapat memberikan dampak perlu dipertimbangkan dan dilakukan.
Misalnya :
- Bila ke Desa Wisata tersebut hanya bisa dijangkau dengan motor (:ojeg) bagaimana resiko dan antisipasinya ?
- Bila kegiatan melibatkan arus air di sungai, bagaimana resiko dengan adanya banjir bandang dan bagaimana mengatasinya ?
- Bila ada kunjungan lebih dari perkiraan (katakanlah target adalah 50 orang perhari dan ternyata dating 100 orang) apa masalah yang mungkin akan timbul dan bagaimana Langkah Langkah antisipasinya
- Demikian seterusnya diidentifikasi dan diantisipasi berbagai kemungkinan serta langkah langkah penangannya
- Menetapkan standar penanganan pelayanan Desa Wisata.
Pemangku kepentingan perlu menetapkan standar standar pelayanan yang diterapkan dengan mempertimbangkan keselematan, keamanan dan kenyamanan baik wisatawan terutama warga Desa Wisata.
Dengan menetapka standar pelayanan, setiap pemangku desa yang terlibat masing masing dapat menetapkan SOP pelaksanaan pelayanan kegiatan wisata dari masing masing dan ter-sinergikan secara menyeluruh.
- Evaluasi berkala ditindak lanjuti dengan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan pariwisata di Desa Wisata dengan mempertimbangkan bahwa kegiatan pariwisata perlu memperhatikan : “Prosperity – Sustainability – Peace” (Memberikan kesejahteraan yang dapat berkesinambungan dengan menghindarkan seminimal mungkin konflik)
Penulis : Heben Ezer
Editor : Joseph
Bantu kami dengan meng – klik iklan yg muncul
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi