PANGGIL SAJA NAMANYA ABAH PRIE, SOSOK HUMANIS TOUR LEADER DARI BANDUNG
Bandung, rexnewsplus.com – Kalau hari ini adalah tanggal 05 Juni 2023, artinya sudah selama 70 tahun seorang sosok ramah dan rendah hati di dunia pariwisata khususya sebagai Tour Leader di Bandung – Jawa Barat menapaki dunia ini. Segala canda tawa, tangis dan duka dalam bejana kehidupannya sudah bercampur.
Namanya sesuai catatan disdukcapil adalah Prie Supriatna Hendarko, lahir di Bandung pada 05 Juni 1953. Lahir dari keluarga petani sederhana namun ditanamkan dalam keluarganya untuk selalu melihat bahwa dunia ini tidak hanya sebatas dinding kamar saja. Orang tua Prie keras dalam mendidik anak-anaknya, terutama dalam pendidikan, serta menanamkan motivasi arti sebuah kehidupan.
Sebut saja Abah Prie. Abah bagi masyarakat Sunda adalah panggilan hormat pada seorang lelaki yang sudah memasuki usia senja. Dikalangan rekan sejawat Pried senang dipanggil Abah karena selain usianya sudah lewat dari Golden Age, juga rambutnya yang kian memutih, tanda sudah meninggalkan dunia hitam. Bahkan calon presiden, menurut Presiden Jokowi.
Prie kecil mengenyam pendidikan formal mulai dari SD, SMP, SMK di Kota Bandung, namun di jenjang lebih tinggi dia menyelesaikan pendidikan pada tahun 1976 di Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara, Tangerang.
Cita-citanya ingin terbang menjelajah dunia, membuktikan bahwa dunia tidak sebatas dinding kamar saja, bahwa di luar sana, di ujung dunia sana banyak tradisi, budaya, teknologi dan aneka warna perbedaan.
Ketertarikan Abah Prie pada Dunia Pariwisata berawal di era tahun 70-an, ketika suatu hari dia mendapatkan kiriman beberapa buku, majalah dan juga kalender dari sebuah keluarga yang tinggal Eropa. Hal menarik yang memicu semangatnya untuk lantas terjun ke bidang pariwisata adalah saat matanya tertuju pada salah satu gambar yang ada di kalender yang dikirim tersebut. Disana dimunculkan satu gambar pemandangan yang sangat indah, sebuah spot daerah wisata sebelum mencapai pegunungan titlis yang berada di daerah Swiss.
Kesumat yang tertanam di dada Prie secara positif dia pelihara. Prie sadar bahwa untuk bisa mengunjungi tempat tersebut tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka dirinya bertekad dengan cara apapun kapanpun harus bisa sampai ke tempat tersebut.
Di era tahun 80-an sektor pariwisata mulai berkembang di Indonesia, pemerintah mulai melirik industri jasa ini yang semula fokus pada minyak gas dan tekstil.
“Kalau mengingat pada masa itu jumlah pabrik tekstil di Bandung dan Majalaya ada ratusan. Bandung sebagai pusat tekstil dan garment saat itu, sehingga Bandung menjadi tolak ukur fashion. Tapi dengan terbukanya sektor pariwisata membuat pemerintah melek, melihat sebagai penghasil devisa yang besar. Dari situlah abah mulai terpapar racun pariwisata. Dari mulai bawa tamu-tamu bule sekitaran Bandung hingga Overland Jakarta – Bandung – Jogja, Surabaya, Bromo dan Bali. Itulah awal-awal kegiatan Abah dalam dunia Pariwisata.” Ungkap Abah Prie sambil mengenang.
Abah Prie tekun dalam bekerja, konsistensinya mulai dilirik oleh beberapa Travel Agent yang pula bergerak di Bidang Out Bound. Maka seiring dengan berjalannya waktu satu demi satu kota dunia mulai dia jelajahi. Kota dan negara-negara dekat seperti Singapura, Malaysia, Bangkok dan Hongkong menjadi proses awal hingga tercapainya keinginan sejak kecil.
The dreams come true, Abah Prie menginjakan kakinya di titik destinasi wisata sesuai foto di kalender dulu Switzerland.
“Abah sujud syukur pada Yang Maha Kuasa diperkenankan menginjak dan mengunjungi negeri impian. Tak kuasa air mata meleleh saat impian Abah tercapai” kenang Abah Prie sambil menyeka setetes air mata haru di sudut matanya.
“Dulu Abah mulai membawa group tour mulai dari kota-kota di negara-negara terdekat, misalnya Singapura Malaysia bangkok yang terkenal waktu itu dengan sebutan SBH, Singapura bangkok dan Hongkong. Seiring waktu dengan pengalaman yang ada dengan kebijakan dari pada travel agent Abah sudah mulai diperbolehkan untuk membawa grup-grup ke Australia. Semua tidak didapat dengan mudah, semua melalui proses, dan 12 tahun lamanya Abah menerima, memelihara serta menjaga kepercayaan dari Travel Agents, untuk bisa mulai dipercaya untuk mulai merambah ke tujuan wisata yang ada di benua yang lainnya, misalnya Amerika, Afrika, Eropa Skandinavia dan juga Rusia,” ungkapnya.
Saat ini Abah Prie mempunyai pengakuan dari negara yaitu Badan Nasional Sertifikasi Profesi sebagai seorang Pemandu Wisata Internasional.
“Sebagai seorang Pemandu Wisata Abah bergabung di salah satu asosiasi profesi yaitu ITLA (Indonesia Tour Leaders Association) di Bandung sebagai pengurus DPD Jawa Barat.” Terangnya. Dari ITLA Abah Prie merasakan manfaat yang sangat baik bagi pengembangan diri dan profesionalisme.
Menurut Abah Prie, menjadi seorang pemandu wisata tidak mengenal usia, selama masih sehat dan mampu menangani segala aspek yang berhubungan dengan pariwisata, kita masih bisa menjadi Pemandu Wisata.
“Tingkatkan profesionalisme sebagai Pemandu Wisata, karena Pemandu Wisata adalah ujung tombak keberhasilan dari suatu program yang dilakukan oleh Travel Agent,” pungkasnya.
Pemandu wisata atau Tour Leader adalah sosok manusia pilihan. Para tour leader bisa berjalan-jalan ke manca Negara tanpa harus mengeluarkan biaya sendiri, bahkan kita dibayar. Kita pernah mengkonsumsi makanan mewah dan menginap di hotel-hotel berbintang. Dapat Tipping yang besar. Itu sisi nikmat yang di dapatkan, selain sisi kurang indah yang kerap dialami.
Hospitality adalah jiwa daripada pariwisata !
hidup pariwisata Indonesia !
hidup para Tour Leader Indonesia !
hidup yang berada di Indonesia !
Bantu kami dengan meng-Klik Iklan yang muncul
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!