MISTERI PANTANGAN UCAP KATA ‘LADA’ DI GOA BELANDA DAGO PAKAR

(Okezone/Foto Istimewa)

rexnewsplus.com – Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan Goa Belanda dan Goa Jepang di Bandung. Tempat ini dijadikan sebagai tempat rekreasi sekaligus tempat Wisata menarik karena memiliki banyak sejarah dari zaman penjajahan. Selintas tempat tersebut kelihatan menakutkan dan menyeramkan karena banyak masyarakat lokal dibantai dan diperlakukan secara tidak manusiawi.

Tentunya salah satu tempat keramat yang menjadi salah satu saksi sejarah bangsa Indonesia ini memiliki sebuah mitos yang telah dipercaya secara turun temurun. Salah satunya adalah larangan mengucapkan kata “Lada” selama berada di tempat tersebut. Namun, hal tersebut masih simpang siur, apakah ada bukti nyata akan hal itu, atau “Lada” hanyalah sebuah kepercayaan secara turun temurun.

Mengonfirmasi hal tersebut, Okezone mencoba menghubungi seorang Praktisi Supranatural, Ana Cikey. Wanita yang kerap disapa Teh Ana ini pun membenarkan akan adanya mitos “Lada” selama penelusuran di Goa Belanda dan Goa Jepang Bandung. Sebagaimana diketahui, belum lama ini Teh Ana memang melakukan penelusuran ke tempat tersebut Bersama timnya dalam program yang ditayangkan oleh iNewsTV.

Menurut Teh Ana, larangan menyebut kata “Lada” terbukti benar adanya. Sejumlah pengunjung dilarang menyebutkan kata tersebut untuk menghindari sesuatu yang negatif ketika berada menyusuri Goa Belanda dan Goa Jepang di Bandung. Pasalnya salah satu leluhur atau sosok yang dituakan di tempat tersebut memiliki kata “Lada” pada namanya.

“Lada menjadi mitos yang tidak boleh disebutkan selama berada di Goa Belanda dan Goa Jepang. Jika menyebut ‘Lada’ di dalam goa tersebut maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ternyata mitos ‘Lada’ tersebut benar ada. Larangan tersebut tidak boleh diucapakan untuk menghargai leluhur yang menghuni wilayah tersebut karena memiliki nama ‘Lada’,” terang Teh Ana saat dihubungi Okezone, Rabu (14/8/2019).

Lebih lanjut, mitos lainnya selain “Lada” adalah suara rintihan, teriakan dan suara sepatu serdadu yang tengah berjalan. Hal ini juga dibenarkan oleh Teh Ana, pasalnya selama penelusuran bukan hanya dia yang merasakan hal tersebut. Beberapa orang awam yang ikut tergabung dalam tim ekspedisinya pun memiliki pengalaman yang sama.

“Residual energi masa lalu seperti rintihan, teriakan dan suara sepatu serdadu merupakan hasil manifestasi dari energi masa lalu yang masih kental. Saya merasa getir saat berada di dalam goa, karena kerap mengeluarkan suara bergema seperti ada yang ngebom, ada yang menimpuk saat berteriak ‘Lada’. Seakan terjadi bentrokan energi antara positif dan negative di dalam goa,” lanjutnya.

(Okezone/Foto Istimewa)

Menurut mata batin Teh Ana, kata “Lada” telah membuat para serdadu Belanda dan Jepang (aura negatif) menjadi terusik dan marah. Hal inilah yang menyebabkan setiap orang yang masuk ke dalam goa dan mengucapkan kata tersebut mengalami hal yang tidak diinginkan.

(Okezone/Foto Istimewa)

“Saat mengucapkan ‘Lada’ sosok leluhur tersebut benar-benar datang dan hadir di tempat tersebut. Hal inilah yang membuat para serdadu Belanda dan Jepang menjadi ketakutan dan berusaha mengganggu para pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Jadi sebisa mungkin harus menjaga sopan santun dan menaati setiap aturan yang ada di tempat tersebut.  (Valentina/rn+)

Artikel ini sudah tayang di Okezone.com Rabu, 15 Agustus 2019 dengan judul “Misteri Pantangan Ucap Kata ‘Lada’ di Goa Belanda Dago Pakar”

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 87729436180

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *