AYO KITA COBA CITA RASA KULINER KHAS KABUPATEN MINAHASAHA UTARA

cakalang fufu yang menggugah selera (foto istimewa)
Bandung, rexnewsplus.com – Minahasa Utara, sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, tidak hanya menawarkan pesona alam dan budaya yang kaya, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang menggoda lidah. Cita rasa khas dari rempah-rempah lokal, penggunaan bahan segar dari laut dan pegunungan, serta teknik memasak turun-temurun menjadikan kuliner Minahasa Utara sebagai salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan. Artikel ini akan membahas berbagai makanan khas yang wajib dicoba saat berkunjung ke Minahasa Utara.
Bagi yang ingin mengenal lebih dalam mengenai kuliner Minahasa, berikut beberapa informasi mengenai makanan khas Minahasa yang wajib di coba. Mulai dari hidangan pokok hingga makanan ringan tradisional yang memiliki keunikan dan cerita menarik dari setiap hidangan yang akan membuat pengalaman kuliner anda di tanah Minahasa menjadi tak terlupakan.
- Nasi Jaha
Nasi Jaha adalah hidangan khas Sulawesi Utara yang terbuat dari beras ketan, santan kelapa, dan jahe, yang dimasak dengan cara unik, yaitu dimasukkan ke dalam batang bambu dan dibakar di atas api. Keunikan nasi jaha terletak pada rasa jahe yang membedakannya dari lemang.
Menurut cerita dari para sesepuh, nasi jaha memiliki sejarah yang terkait dengan orang-orang jahat dalam sejarah Minahasa. Nasi ini pertama kali ditemukan oleh para Waraney di pulau Bentenan setelah mereka mengalahkan suku asing yang sering meresahkan wilayah Malesung. Nasi yang awalnya dibuang ke laut itu akhirnya dimakan oleh mereka karena kelaparan dan kemudian dinamai Sinari.
Selain menyimpan cerita sejarah, nasi jaha menjadi hidangan khas yang sering dihidangkan dalam acara syukuran tahunan di Minahasa. Menjadi salah satu jajanan yang populer di Sulawesi Utara, nasi jaha adalah hidangan yang wajib dicicipi saat berkunjung ke daerah ini.

Tinutuan, bubur manado khas manado (foto istimewa)
- Tinutuan
Tinutuan adalah bubur khas Manado yang terbuat dari campuran sayuran seperti ubi, labu, bayam, jagung pipil, dan beras. Hidangan ini lahir saat masyarakat Manado dilanda kelaparan akibat dampak ekonomi kolonial Belanda dan peperangan. Ibu-ibu mencampurkan bahan yang ada, menghasilkan bubur yang ternyata enak dan akhirnya populer.
Pada 1970-an, Tinutuan mulai dikenal luas sebagai menu sarapan atau makan malam di Manado. Keunikannya terletak pada penggunaan daun gedi, yang memberikan kekentalan alami pada bubur, serta tambahan daun bawang, kemangi, dan pandan.
Variasi Tinutuan antara lain miedal (dengan mie) dan brenebon (dengan sup kacang merah). Tinutuan sering dinikmati dengan sambal dabu-dabu atau sambal roa, serta lauk seperti ikan asin atau tuna asap. Hidangan ini menggambarkan kreativitas masyarakat Manado dalam bertahan hidup di masa sulit.
- Cakalang Fufu
Cakalang Fufu adalah hidangan khas Minahasa, Sulawesi Utara, yang semakin dikenal di dunia internasional. Ikan cakalang segar dibumbui dengan rempah tradisional Minahasa seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan kemiri, kemudian diasap menggunakan kayu bakar untuk menciptakan aroma khas.
Proses penyajian menggunakan kerangka bambu bukan hanya tradisional, tetapi juga memberikan pengalaman otentik yang menarik. Selain citarasa yang lezat, Cakalang Fufu kaya akan omega-3, protein, dan nutrisi lainnya, menjadikannya pilihan makanan sehat.
Dengan rasa unik dan nilai gizi tinggi, Cakalang Fufu menjadi kebanggaan kuliner Minahasa dan duta kuliner Indonesia di kancah internasional.

Woku ayam pedas yang menggelitik lidah (foto istimewa)
- Woku
Woku merupakan teknik memasak sekaligus bumbu khas yang menjadi kebanggaan Tanah Minahasa. Woku belanga adalah hidangan ikonik dari Manado, Sulawesi Utara, yang terkenal dengan rasa pedas dan kaya rempah. “Woku” merujuk pada bumbu khas yang terdiri dari kunyit, jahe, serai, daun jeruk, dan cabai, sementara “belanga” adalah wadah tanah liat yang digunakan untuk memasak hidangan ini, memberikan rasa dan aroma khas.
Woku belanga dulu disajikan pada acara adat dan syukuran, tetapi kini bisa dinikmati kapan saja. Ada dua jenis utama: woku daun, yang dibungkus daun pisang dan dikukus atau dibakar, serta woku belanga, yang dimasak dalam panci dengan kuah melimpah. Woku belanga biasanya menggunakan ikan berdaging lembut seperti kakap atau kerapu, ayam, dan udang, dengan rasa gurih, pedas, dan segar.
- Tinoransak
Tinoransak adalah masakan khas Minahasa, Sulawesi Utara, yang biasa disajikan dengan nasi jaha, nasi yang dimasak dalam bambu. Tinoransak menggunakan berbagai jenis daging, terutama daging babi, tetapi juga bisa menggunakan ayam atau sapi. Hidangan ini terkenal dengan rasa pedas dan hangat berkat campuran rempah-rempah seperti lada, bawang merah, kunyit, serai, daun jeruk nipis, dan perasan jeruk nipis.
Tradisionalnya, tinoransak dimasak dalam batang bambu yang dibakar di atas api terbuka, memberikan rasa yang lebih pekat dan kering. Namun, kini banyak yang memasaknya dengan cara biasa, menghasilkan hidangan yang lebih berminyak tapi tetap menggugah selera. Perpaduan rempah dan cabai membuat rasanya sangat gurih dan pedas, cocok disantap dengan nasi jaha.
Sejarah tinoransak berakar pada tradisi kuliner Minahasa yang dipengaruhi oleh ritual adat dan perayaan. Dulu, tinoransak disajikan dalam acara-acara besar atau upacara adat sebagai hidangan istimewa. Meski cara memasaknya telah berubah, bumbu dan rasa khasnya tetap dipertahankan, menjadikannya bagian penting dari warisan kuliner Minahasa.

Sambal Roa dengan nasi panas bikin lupa segalanya (foto istimewa)
- Sambal Roa
Sambal roa adalah sambal khas Manado, Sulawesi Utara, yang terbuat dari daging ikan roa asap yang disuwir atau ditumbuk kasar, dicampur dengan cabai dan rempah-rempah. Sambal ini dikenal dengan rasa pedas gurih dan aroma smokey yang khas.
Ikan roa, sejenis ikan terbang kecil, banyak ditemukan di perairan laut utara Sulawesi dan Maluku. Sambal roa pertama kali disukai oleh tentara Eropa saat penjelajahan samudera, yang kemudian menyebar ke Indonesia. Proses pembuatan sambal ini dimulai dengan mengasapkan ikan roa, lalu mencampurkannya dengan bumbu seperti cabai, bawang, dan tomat, dan dimasak hingga matang agar tahan lama.
Sambal roa sering disajikan dengan nasi, pisang goreng, singkong goreng, atau bahkan bubur Manado, dan bisa disimpan hingga satu tahun di kulkas.
- Klapertaart
Klappertaart adalah kue khas Manado yang terbuat dari kelapa muda, susu, dan telur. Kue ini memiliki sejarah unik sebagai hasil perpaduan budaya Belanda dan Indonesia. Nama “klappertaart” berasal dari kata Belanda “klapper” (kelapa) dan “taart” (kue).
Kue ini pertama kali ditemukan oleh seorang perempuan Belanda pada masa penjajahan, yang mengadaptasi resep taart dengan menambahkan kelapa muda dari Indonesia. Awalnya, kue ini menggunakan bahan seperti kenari, kismis, dan tepung gandum. Namun, resep tersebut kemudian disesuaikan dengan selera Indonesia, mengurangi rasa manis dan tanpa rum.
Sebagai penghasil kelapa terbesar di era kolonial, Minahasa menjadi tempat lahirnya klappertaart. Meskipun berasal dari akulturasi budaya, klappertaart kini telah menjadi ikon kuliner Indonesia dan diakui oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 2012.
- Es Brenebon
Es Brenebon adalah minuman segar khas Manado, terbuat dari kacang tanah merah yang dicampur dengan es serut, sirup, dan susu kental manis. Kacang merah memberikan rasa manis alami, sekaligus manfaat kesehatan karena kaya akan vitamin, kalsium, fosfor, zat besi, dan protein.
Minuman ini merupakan adaptasi dari sup kacang merah Belanda (“bruine bonen”) yang diubah menjadi hidangan dingin, dengan nama “brenebon” berasal dari pelafalan lokal Manado. Es Brenebon sangat cocok dinikmati di siang hari, terutama di Kota Manado yang panas.

Pisang goreng saba enak nya di cocol sambel (foto istimewa)
- Pisang saba
Pisang goreng adalah camilan populer di Manado, menggunakan pisang saba, jenis pisang lokal yang pendek dan berat. Pisang ini digoreng dalam adonan tepung hingga renyah.
Hidangan ini biasanya disajikan dengan sambal roa, yang memberikan rasa pedas dan gurih, menciptakan perpaduan manis dan pedas yang khas. Pisang goreng Manado dibuat dengan cara yang mirip dengan pisang goreng pada umumnya, namun kombinasi dengan sambal roa memberikan cita rasa unik yang menjadi favorit di Manado.
Kuliner khas Minahasa Utara tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan alam setempat. Dengan cita rasa yang kuat, rempah yang melimpah, dan cara memasak tradisional, makanan dari daerah ini menjadi warisan berharga yang patut dilestarikan dan diperkenalkan ke generasi muda maupun wisatawan. Jika berkesempatan mengunjungi Minahasa Utara, pastikan untuk mencicipi kuliner khasnya yang autentik dan menggoda. (JM/rn+)
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 81320-97-9339
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!