OBYEK WISATA CURUG RODA BERAWAL DARI MIMPI

“…..Semangat menggelora yang digagas Dindin rupaya mendapat sambutan luar biasa, maka dibuatlah perencanaan menjadikan Curug Roda menjadi salah satu destinasi wisata unggulan” 

Sebuah keberhasilan berawal dari mimpi, itu kata orang, dreams come true, mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan. Menjadi nyata bila sesungguhnya yang jadi impian itu di follow up, ditindak lanjuti. Kalau tidak jangan harap menjadi sebuah kenyataan, artinya itu semua hanya menjadi sebuah khayalan dan tidur dengan mimpi yang keterusan. Tidak berbuah apa-apa.

Lain halnya dengan sosok Dindin Rusad Nurdin S.Sos, mimpi itu harus menjadi sebuah kenyataan, catatan-catatan mimpi itu disusun, didiskusikan, dimusyawarahkan untuk segera diwujudkan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat, kemakmuran bersama. Itu sebuah cita-cita dan keinginan luhur dari seorang Kepala Desa Mekarjaya Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung – Jawa Barat.

Desa Mekarjaya pada awalnya adalah hasil pemekaran wilayah dari Desa Tenjonagara Kecamatan Pacet pada tahun 1984. Bupati yang menjabat saat itu memutuskan memekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Mekarjaya dan Desa Mekarsari. Hal ini disebabkan karena cakupan Desa Tenjonagara dinilai sudah terlalu luas dan padat serta untuk kemudahan dalam pengaturan pemerintahan, ekonomi dan sebaginya.

Secara etimologis, kata mekarjaya berasal dari dua suku kata “mekar” dan “jaya”. Mekar artinya berkembang sedangkan jaya artinya kekal. Ini artinya Desa Mekarjaya mengandung sebuah pengertian “Desa yang senantiasa berkembang dan dinamis”. Secara bebas luas bisa diasumsikan bahwa Desa Mekarjaya adalah Desa yang senantiasa mengikuti perkembangan jaman dan mengedepankan demokrasi yang dinamis bersama seluruh elemen masyarakat.

Potensi desa yang begitu besar berupa sumber daya air, hutan, sawah, perkebunan dan lainnya, termasuk potensi daerah tujuan wisata amatlah sayang bila tidak dikembangkan. Pemikiran seorang Dindin Rusad Nurdin S.Sos rupaya jauh ke depan, khususnya akan potensi pariwisata yang sangat mugkin dikembangkan di daerah yang dipimpinnya itu.

“ Saya ingat tanggal 4 Juni 2021. pukul 19.00 WIB kami selenggarakan rapat kordinasi bersama BABINSA dan Perangkat Desa lainnya,” ucap Dindin melalui hubungan telepon. Hadir dalam pembicaraan itu para ketua RW, RT, BP dan Relawan.

“Dalam pada itu kami buat sebuah kesepakatan bersama terkait teknis pembagian sertifikat PTSL dan pelestarian jangka panjang kepengurusan TAMAN WISATA CURUG RODA.” pungkasnya.

Semangat menggelora yang digagas Dindin rupaya mendapat sambutan luar biasa, maka dibuatlah perencanaan menjadikan Curug Roda menjadi salah satu destinasi wisata unggulan. Sesungguhnya banyak sekali potensi wisata disekitarnya, untuk itu akan dilakukan pengembangannya secara bertahap.

Bagi Dindin, masyarakat Desa Mekarjaya khususnya kaum millenial yang merupakan aset non tunai, dinilai sangat penting untuk dibina dalam keahlian mengelola dan mengolah sumber daya desa. Kaum muda ini harus berkomitmen untuk menjaga lahan pertanian dan hutan agar tetap produktif, lestari dan tetap memberi kenyamanan serta kecukupan terutama untuk sumberdaya air. Perlu ditanamkan nilai kepercayaan pengelolaannya pada generasi muda.sebagai penerus tata kelola lahan tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan

Menjadikan daerahnya sebagai daerah tujuan wisata tentunya harus dipikirkan masak-masak, untuk itu Dindin membuat sebuah targetan dalam pengembangan Destinasi Wisata Curug Roda, antara lain Menjadikan sebuah agenda besar bagi masyarakat Desa Mekarjaya, Penyelenggaraan Workshop pembangunan obyek wisata desa, kesepakata dalam pembuatan master plan, membangun kemitraan secara kolaboratif dengan berbagai pihak. (joseph/mekarjaya/rn+)

Bersambung…

Sumber photo : web desa mekarjaya