LANGKAH BPPD JAWA TIMUR UNTUK PERCEPATAN PEMULIHAN PARIWISATA

Dwi Cahyono – Ketua BPPD Jawa Timur (foto DC)

Blitar, rexnewsplus.com – Wilayah paling timur di Pulau Jawa adalah Jawa Timur dengan ibu kota Surabaya, jaraknya sekitar 800 km kalau diukur dari Bota Bandung melalui jalan nasional dengan waktu tempuh sekitar 16 jam. Namun dengan hadirnya Jalan Tol Trans Jawa waktu tempuh menjadi lebih singkat sekitar 10 jam-an.

Jawa Timur memiliki banyak sekali destinasi wisata, mulai dari wilayah utara di Pulau Madura hingga ke selatan daerah Banyuwangi. Kekayaan alam dan budaya Jawa Timuran yang beragam perlu dikembangkan secara serius. Secara kelembagaan pemerintah dibentuk kantor-kantor dinas yang menginduk pada Departemen Pariwisata.

Namun begitu luasnya cakupan pariwisata dan bagaimana mengenalkan, memasarkan potensi pariwisata itu, maka secara nasional dibentuklah sebuah institusi khusus yang disebut BPPI (Badan Promosi Pariwisata Indonesia).

Secara kedaerahan, di masing-masing Provinsi, Kota dan Kabupaten se Indonesia dibentukah sebuah badan yang mengurusi promisi kepariwisataan secara luas, yaitu Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD)

Salah satu aset wisata di kawasan Candi Penataran Blitar (foto Joseph)

Bincang santai dengan Ketua BPPD Jawa Timur, Dwi Cahyono, di sebuah cafe yang terletak di obyek wisata Pantai Serang Blitar beberapa waktu lalu, beberapa hal patut menjadi catatan pelaku pariwisata, khususnya di Jawa Timur.

“ Jadi untuk program BPPD Jawa Timur yang pertama adalah kita akan updating data, perihal semua keluhan para pelaku pariwisata dan stake holders, setelah selama 2 tahun kita beristirahat. Karena kami mencatat selama periode tersebut banyak usaha yang bangkrut, yang mati suri, banyak yang sudah dijual, banyak yang fasilitasnya berkurang. Kami tidak ingin nantinya setelah recovery ini terus semua wisatawan yang datang ke Jawa Timur itu memiliki salah persepsi, kalau dulu seperti ini, sekarang kok begini. Untuk itu kita data dan sosialisasikan ” Ungkap Dwi.

Lanjut dia, program kedua bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur akan mengundang beberapa potential buyers, untuk datang dan melihat bagaimana Jawa Timur sekarang ini, akan ditunjukan beberapa kota dan perubahan-perubahannya sekarang.

Hal ketiga yang yang akan dilakukan adalah dengan mendatangi kota-kota yang yang dianggap potensial seperti kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur. Semua itu akan diprogramkan dalam satu tahun ini dan diharapkan semuanya harus sudah terlaksana.

“Rencana program keempat kami adalah kita push ke dinas terkait khususnya aksesibilitas, sarana dan prasarana jalan, salah satunya adalah Tol yang keluar Kediri dan airport yang di Kediri itu bisa membuka yang arah Blitar Raya ini sendiri, sampai ke Kediri hingga Ngawi.” Tuturnya.

Magnet Bromo sangat kuat untuk dikunjungi wisatawan – foto Adjie Wahjono

Menurut Dwi, dalam setengah tahun ini pihaknya bekerja keras untuk membuka akses Bandara Juanda khususnya bagi para PPLN. Hal ini menjadi cencern-nya karena bagaimanapun juga dia tidak mau harus tergantung pada Bali atau Jakarta yang baru bisa mengunjungi Jawa Timur khususnya setelah 3 hari stay. Dwi bersyukur pemerintah sudah semakin terbuka, semakin terasa bersahabat dengan segenap pelaku pariwisata dan kabar yang membahagiaan mulai hari ini Senin (21/03/2022) pemerintah sudah mencabut peraturan wajib karantina, artinya sudah tidak ada lagi aturan harus tinggal dulu di hotel menunggu hasil PCR.

Hal yang menggembirakan juga bagi Dwi, adalah upaya segenap pemangku kebijakan dan doa dari seluruh masyarakat Jawa Timur, bahwa Bandara Juanda Surabaya segera dibuka untuk menerima kedatangan wisatawan mancanegara secara langsung landing di sana.

Kekayaan Seni Tari dan pertunjukan Jawa Timur (foto Adjie Wahjono)

“Artinya ini menjadi angin segar bagi para pelaku pariwisata, hotel, restoran, travel agent, obyek wisata, toko suvenir dan oleh-oleh, pemandu wisata dan lainnya. Untuk itu nanti kami akan kumpulkan mereka semua untuk kembali me refresh penyusunan paket-paket wisata menarik, varian acara wisata yang baru sesuai dengan situasi new normal ini.

Ditanya perihal cara membentuk sinergitas antara BPPD dengan para stakeholders, Dwi Cahyono yang sudah dua periode menjabat ketua BPPD Jatim ini mengatakan bahwa, sementara ini meskipun pada saat pandemi pihaknya tetap berkoordinasi dengan semua pihak dan para pemangku kebijakan.

“Itu sudah terbentuk sejak awal bersama teman-teman, ya ini semua sebetulnya terlibat, hampir semuanya terlibat, tidak ujug-ujug setelah recovery terus kita kumpulkan, tidak begitu. Jadi pada saat pandemi kemarin kita rasakan betul itu, saat gelombang PHK dimana-mana bersama-sama kita cari way out terbaik. Terus kita upayakan vaksin, kita mengupayakan hibah bantuan dari pemerintah untuk teman-teman travel, temen Hotel, temenan semuanya. Dengan demikian adanya percepatan recovery di bidang pariwisata di Jawa Timur ini.” Dwi Cahyono menutup pembicaraan. (Joseph/rn+)