BANDUNG MENJADI SASARAN BIDIK PARIWISATA JOGJA

Kebutuhan kamar hotel di Jogya terus meningkat seiring bangkitnya pariwisata (dok merapi merbabu hotel)

Jogyakarta, rexnewsplus.com – Berdasarkan pengamatan ternyata Kota Yogyakarta dan Kota Bandung adalah dua kota tujuan favorit para wisatawan domestik. Ada kemiripan pola pengembangan destinasi wisata di kedua kota tersebut, bedanya Bandung tidak memiliki pantai sedangkan Jogya memiliki sejumlah pantai yang indah.

Pengembangan destinasi wisata alam menjadi kekuatan kedua kota ini, kontur tanah yang memiliki bukit, jurang dan sungai dimanfaatkan dan dikembangkan sebaik-baiknya oleh para kreatif sehingga menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata unggulan.

Tidak mau kalah dalam meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan, PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta segera curi start untuk meraih minat calon wisatawan agar datang ke Jogya, dengan menjanjikan jutaan pesona khas Kota Gudeg dengan segala keramahan kenyamanan serta keindahan yang dimiliki.

Salah satu yang dilakukan upaya yang dilakukan PHRI DIY – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia adalah dengan jemput bola para pemasok wisatawan melalui Table Top di beberapa potential cities dengan mengundang para buyer travel agents setempat.

Aldi Fadhlil Diyanto SE, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta periode 2020-2024

“Kota Bandung adalah salah satu kota yang menjadi sasaran bidik kami. Umumnya Jawa Barat. Kota Bandung menurut pengamatan kami dari segi jarak relatif bisa ditempuh hitungan jam dan dari spending money-nya relatif bagus,” ungkap Aldi Fadhlil Diyanto SE, saat dihubungi melalui pesan teks Whatsapp, Minggu (14/08/2022).

Aldy, panggilan akrab yang menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta periode 2020-2024 dan  Wakil Ketua PHRI DIY bidang Restoran dan Hiburan 2019-2023 menyampaikan pula bahwa pihaknya akan membawa sekira 70 an sellers  pelaku pariwisata Jogya yang terdiri dari pengusaha hotel, restoran /rumah makan, anggota PHRI DIY, antara lain Kota Jogya, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul juga para pengurus PHRI DIY maupun BPC.

Dihubungi secara terpisah, Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan bahwa kegiatan Table Top Guyub Sesarengan PHRI DIY di Kota Bandung pada tanggal 23 Agustus 2022 ini, diselenggarakan dengan host BPC PHRI Kabupaten Sleman.

Deddy Pranowo Eryono, Ketua PHRI DIY

“Maksud dan tujuan kami mengdakan event ini adalah untuk menjalin silaturahmi dengan BPD PHRI Jawa Barat dan stakeholders pariwisata Jabar. Hal ini kami lakukan untuk menunjukan kebangkitan pariwisata DIY dengan Guyub Sesarengan, yaitu saling mendoakan, membantu, menyemangati, mengingatkan serta memberi,” ungkapnya semangat.

Tambah Deddy, sasaran PHRI DIY adalah menggaet pasar Jawa Barat untuk bisa berkunjung dan tinggal, makan dan minum selama di Jogja, tentunya di anggota PHRI DIY yang nantinya akan menigkatkan okupansi hotel dan resto di DIY.

Deddy pun menggarisbawahi kembali bahwa dengan adanya kegiatan tersebut selain mempererat tali silaturahmi dan membangkitkan pariwisata yang baru sembuh dari keterpurukan, juga ingin terciptanya peningkatan branding product sehingga bisa meningkatkan penjualan.

Ketua BPC PHRI Kabupaten Sleman, Joko Paromo

Ketua BPC PHRI Kabupaten Sleman Joko Paromo dalam pesan singkatnya kepada redaksi rexnewsplus.com  bahwa  sektor pajak hotel dan restoran selama ini menjadi penyumbang pajak tertinggi di DIY yang tentunya memberikan  kontribusi yang besar untuk PAD DIY. Akan tetapi itu semua tidak bisa berdiri sendiri, ada pihak-pihak lain yang juga turut andil, yaitu pemerintah (government), pelaku usaha (Business), komunitas /masyarakat (community), media dan akademisi academic).

Para pihak tersebut merupakan  satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, kesemuanya saling melengkapi dan berkaitan.

“Itulah yang disebut dengan istilah pentahelix, role model yang bisa mendorong sektor pariwisata menjadi lebih baik.” imbuhnya.

Demi mengembalikan kondisi pariwisata Yogyakarta  yang sustainable memang harus menerapkan new normal atau kenormalan baru, dengan  menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Akan menjadi percuma bila hotel dan restoran dan semua destinasi bersafari sales call atau promosi disana sini untuk menarik minat para wisatawan bila tidak mengindahkan kenormalan abru tersebut.

Seluruh  destinasi pariwisata di Yogyakarta nampaknya wajib memiliki sertifikat CHSE (cleanliness, health, safety, dan environment sustainability), menyiapkan QR Code aplikasi Peduli Lindungi.

Dengan meningkatkan peran Pentahelix tadi,  government, business, community, academic, dan media tentunya akan menimbulkan multiplier effect yang luas bagi masyarakat pada umumnya dan para pelaku pariwisata DIY khususnya. (joseph/rn+)