PARA BACK PACKERS SEMAKIN DIMAJAKAN DI BIODISTRICT BANDUNG

Biodistrict Hotel Bandung (foto joseph)

Bandung, rexnewsplus.com – Dunia perhotelan di Bandung kembali dimeriahkan dengan munculnya hotel / tempat menginap yang mengusung tema kapsul.

Mungkin di Indonesia Hotel Kapsul belum begitu popular, di benak sebagian masyarakat yangnamanya hotel itu masih berupa bangunan dengan sekian banyak kamar berukuran paling tidak 20 meter persegi dengan berbagai fasilitas seperti di rumah sendiri. Akan tetapi di Negara Barat dan Jepang hotel model ini sudah banyak dikenal.

tampilan tipe Kabin yang nyaman (foto joseph)

Hotel kapsul pertama kali dikenalkan di Negara Matahari terbit Jepang. Capsule Inn Osaka adalah hotel kapsul pertama di dunia yang dibuka pada tahun 1979, cirinya  memiliki banyak kamar berukuran kecil sekira 1,5 x 2 meter atau lebih sedikit. Ruangan kecil tersebut dikenal dengan nama kapsul.

model kapsul kecil tapi nyaman (foto joseph)

Dibeberapa Negara barat  hotel kapsul (capsule hotel) juga dikenal sebagai pod hotel, tampilan simple, harga murah, sangat cocok untuk para backpackers dengan budget akomodasi minim, yang penting bisa ada tempat untuk tidur yang memiliki privasi yang aman.

Berkaca dari situ, PT Nindya Karya sebuah perusahaan plat merah yang dikenal sebagai kontraktor, melalui unit usaha Nindya Hospitality melihat peluang emas ini untuk membangun hotel berkonsep kapsul.

Memanfaatkan lahan dan bangunan yang terletak di Jalan PHH Mustafa Bandung, atau lebih dikenal dengan Jalan Suci, bangunan yangs semula sebagai kantor disulap menjadi sebuah hotel bernama Biodistrict.

“Kebetulan memang dulu bangunan ini adalah ex kantor cabang Bandung, terus kami punya ide dan akhirnya dibuatlah hotel kapsul dengan konsep Tropical Green Garden yang minimalis namun nyaman yang peruntukannya memang untuk para backpacker supaya nilai ekonomis yaitu tetap terjaga,” ungkap Bayu Apriyadi, Marketing Manager Property saat ditemui rexnewsplus di lobby hotel, Rabu (28/09/2022).

Audra Wazhari – sales and Marketing (foto joseph)

Sales and Marketing Hotel, Audra Wazhari menambahkan bahwa konsep kamar yang dikembangkan itu untuk membidik pasar backpacker dan millennial.

“Hotel kami untuk siapa saja sebetulnya bagi yang memerlukan kamar, tetapi saat ini  yang menjadi sasaran bidik pengguna hotel ini dari kalangan backpacker dan kaum millennial. Bukan tidak mungkin dari corporates dan instansi pemerintahan yang memerlukan kamar dengan budget terbatasi bisa kami fasilitasi. Terlebih kam pun memiliki ruang meeting kecil dengan kapasitas hinggal 30 orang,” kata Audra menjelaskan.

Tambah dia, hotel ini memiliki 49 kamar yang nyaman, terdiri dari 31 kamar kapsul dan 18 kamar kabin. Luas kamar mulai dari 1.5 x 2 meter hingga 2 x 3 meteran. Dilengkapi dengan pendingin udara sentral, alat pengatur kunci, lampu kamar, jaringan wifi yang kuat.

“Kami menyediakan loker untuk menyimpan barang pribadi dengan electronic key yang aman. Selain itu utk kamar dipisahkan untuk pria dan wanita, tentunya dengan kamar mandi luar yang terpisah juga. Dan satu hal untuk breakfast sudah termasuk dalam harga, simple breakfast seperti nasi goreng bisa di dapatkan di resto,” jelas Audra.

reception yang minimalis namun apik (foto joseph)

Menyinggung perihal pendapat sebagian  masyarakat bahwa hotel tertentu yang terafiliasi dengan aplikasi penyedia layanan prostitusi, Bayu Apriadi menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen tidak melakukan hal tersebut. Baginya, Hotel Biodistrict juga harus bisa mengedukasi masyarakat untuk menghindari hal-hal tersebut.

“Dimulai dengan pemisahan rest room untuk male and female, pemisahan ruang kamar yang menginap pria dan wanita dengan sekat pintu yang hanya bisa dibuka oleh pemegang kunci akses. Selain itu gedung ini dimiliki oleh PT Nindya Karya,  salah satu BUMN yang ada di Indonesia tentunya kalau misalnya kita sampai melakukan hal seperti itu ya jelas akan mencemari nama korporasi kita juga,” ucapnya.

Fasilitas small meeting room dan co working space tersedia di Biodistrict (foto Joseph)

Ditambahkan Audra, pihak hotel akan menolak apabila millennial di bawah umur akan menginap disini, atau dari gesture terlihat bukan pasangan resmi.

“Walaupun kami bukan hotel dengan konsep syariah, tetapi kami mencoba mengedukasi masyarakat umum juga untuk meminimalisir penyalahagunaan peruntukan hotel kami,” pungkas  Audra. (joseph/rn+)