KOTA LAMA SEMARANG MERUPAKAN SAKSI BISU SEJARAH INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA

Kota Lama Semarang ( wikipedia/ foto istimewa )

 

rexnewsplus.com – Kota Lama Semarang (Jawa: ꦑꦶꦛ​ꦭꦩ​ꦯꦼꦩꦫꦁ, translit. Kitha Lama SemarangBelandaSemarang Oude Stad) adalah suatu kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19–20 . Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai benteng Vijfhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang di benteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai Heerenstraat. Saat ini bernama Jl. Letjen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por. Kata ‘Berok’ sendiri merupakan hasil pelafalan masyarakat Pribumi yang kesulitan melafalkan kata ‘Burg’ dalam bahasa Belanda.

Di sekitar Kota Lama dibangun kanal-kanal air yang keberadaannya masih bisa disaksikan hingga kini meski tidak terawat. Hal inilah yang menyebabkan Kota Lama mendapat julukan sebagai “Little Netherland”. Lokasinya yang terpisah dengan lanskap mirip kota di Eropa serta kanal yang mengelilinginya menjadikan Kota Lama seolah miniatur Belanda di Semarang.

Kawasan Kota Lama juga dilengkapi dengan Museum bernama Museum Kota Lama yang terletak di kawasan Jalan Cenderawasih, Semarang Tengah.

Sejarah

Suasana Kota Lama Semarang pada zaman kolonial dari Heerenstraat ( wikipedia/ foto istimewa )

Diawali dari penandatangan perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC pada 15 Januari 1678. Kala itu Amangkurat II menyerahkan Semarang kepada pihak VOC sebagai pembayaran karena VOC telah berhasil membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Setelah Semarang berada di bawah kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai dibangun. Sebuah benteng bernama Vijfhoek yang digunakan sebagai tempat tinggal warga Belanda dan pusat militer mulai dibangun. Lama kelamaan benteng tidak mencukupi sehingga warga mulai membangun rumah di luar sebelah timur benteng. Tak hanya rumah-rumah warga, gedung pemerintahan dan perkantoran juga didirikan.

Pada tahun 1740-1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan, perlawanan terbesar pada kurun waktu kekuasaan VOC di Pulau Jawa. Setelah perlawanan tersebut berakhir dibangunlah fortifikasi mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang. Setelahnya karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan kota yang makin pesat, fortifikasi ini dibongkar pada tahun 1824. Untuk mengenang keberadaan banteng yang mengelilingi kota lama, maka jalan-jalan yang ada diberi nama seperti Noorderwalstaat (Jalan Tembok Utara-Sekarang Jalan Merak), Oosterwalstraat (Jalan Tembok Timur – Sekarang Jalan Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan Tembok Selatan-Sekarang Jalan Kepodang) dan juga Westerwaalstraat (Jalan Tembok Barat-Sekarang Jalan Mpu Tantular).

Saat ini beberapa bangunan yang ada telah dialihfungsikan sebagai:

  • Gedung bekas De Javasche Bankyang saat ini menjadi Semarang Kreatif Galeri.
  • Gedung bekas Kantor Pengadilan Pemerintahan Belanda yang pernah menjadi rumah dinas pendeta Gereja Immanuel dan pada 2006 menjadi rumah makan mewah bergaya Sunda.
  • Gedung Marba.
  • Gedung Spiegelyang saat ini digunakan untuk bar dan bistro.
  • Gedung bekas Van Drop, saat ini menjadi Dream Museum Zone.
  • Gedung Marabuntayang menjadi gedung serbaguna, dahulunya bernama Statschouwburg yang merupakan Gedung Komedi.
  • Gedung Keuangan PAPAK yang dulunya merupakan Gedung Balai Kota.
  • Bank Mandiri KC Mpu Tantular dulunya merupakan gedung Societiet De Harmonie.
  • Gereja Blendukyang dibangun pada abad ke 18, dan masih berfungsi sebagai tempat ibadah hingga saat ini.
  • Jembatan Berok (Gouvernementsbrug) yang dibangun pada abad ke 17 dan masih kokoh hingga saat ini.

Little Netherland

Gereja Blenduk, ikon utama Kota Lama Semarang ( wikipedia / foto istimewa )

Kawasan Kota Lama Semarang dahulu disebut juga Oude Stad. Luas kawasan ini sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, tampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga tampak seperti kota tersendiri dengan julukan “Little Netherland”. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi dan Stasiun Tawang. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan yang ada di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah.

Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan lima menara pengawas.

Masing-masing menara diberi nama :  ZeelandAmsterdamUtrechtRaamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan permukiman Tionghoa pada tahun 1731 di dekat permukiman Belanda, untuk memudahkan pengawasan terhadap segala aktivitas orang Tionghoa. Oleh sebab itu, Benteng tidak hanya sebagai pusat militer, tetapi juga sebagai menara pengawas bagi segala aktivitas kegiatan orang Tionghoa.

Pusat dari Kawasan Kota Lama Semarang terletak di Taman Srigunting, sebuah taman yang menjadi jantung dari kawasan tersebut. Di masa lalu, taman ini dikenal sebagai parade plein, lapangan yang sering digunakan untuk parade militer karena dekat dengan sebuah barak militer. Sebelum menjadi lapangan, taman ini berfungsi sebagai kerkhof atau pemakaman warga Eropa. Pada awal abad ke-19, kerkhof dipindahkan ke daerah pengapon.

Kota Lama menjadi salah satu ikon primadona bagi warga Kota Semarang sampai mancanegara turut datang ke Kota Lama ini. Rencananya Kota Lama Semarang akan diajukan oleh Situs Warisan Dunia UNESCO(Naya/rn+)

Artikel ini sudah tayang di Wikipedia dengan judul “Kota Lama Semarang”

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi (+62) 87729436180 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *