BAU NERAKA RASA SURGA CUAN MELIMPAH BUAT IBADAH UMRAH

Sofia Marwati dan Mahathir Iskandar pengusaha Dudurenan yang sedang nge hits di Bandung (foto Joseph)

Bandung, rexnewsplus.com – Kalau di wilayah Jawa  buah ini dikenal sebagai duren, di Tanah Pasundan disebut kadu atau duren . Di Manado menyebutnya duriang, orang Toraja menyebutnya duliang,  Ambon dan kepulauan Lease biasa menyebut doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen, sedangkan Orang Batak sendiri menyebutnya Tarutung.

Semua sebutan itu mengacu pada satu buah yang sama, durian, adalah nama buah dari tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Sebutan buah ini diambil dari ciri khas kulit yang keras dan berlekuk-lekuk tajam menyerupai duri.

Sebagian durian yang di display untuk dipilih oleh penikmat durian (foto joseph)

Sebutan popular bagi durian adalah “raja dari segala buah” (King of Fruit). Hingga saat ini Durian adalah buah yang masih kontroversial di masyarakat, meskipun banyak orang yang menyukainya, tetapi tidak sedikit yang  kurang menyukai aromanya yang khas dan menyengat.

Singkirkan dulu soal aroma, cobalah rasa durian yang spesifik ini, manis, lezat, pulen, banyak kandungan nutrisi yang diperlukan tubuh ternyata. Berbagai varian durian bisa diolah menjadi aneka kudapan dan minuman segar nikmat.

Dari kelezatan dan manisnya rasa durian, rupanya membawa seorang Mojang priangan, Sofia Marwati yang didukung penuh oleh suaminya, Mahathir Iskandar, berkreasi membuat aneka sajian segar dengan basic buah durian.

Sticky Rice Durian, rasanya mak nyusssss…………(foto Joseph)

Sebutlah Durian Sticky Rice, Milky Mango Durian, Milky Durian, Soup Durian, King Toast Durian dan lainnya.

“Itu adalah hasil kreasi olahan durian kami. Mulanya coba-coba bikin kreasi baru dengan belajar dari berbagai sumber. Banyak pelanggan yang menikmati selain kami sajikan juga buah durian yang utuh segar,” ungkap Sofie saat dikunjungi rexnewsplus.com di kedainya di kawasan  Jl. Lengkong Besar No. 79C, Lengkong, Bandung Jawa Barat.

Sofie yang dikalangan pegiat pariwisata dikenal sebagai Tour Guide handal ini mulai tertarik menekuni penjualan buah durian, akibat kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin meningkat.

Sofia Marwati (sovie) saat mengisahkan perjalanan usaha durian nya kepada awak rexnewsplus.com (foto Joseph)

Awalnya dia menjadi re-seller dari Ucok Durian di Medan. Awal-awal hanya 2 koli kiriman durian kupas dari Medan. Namun berkat kepiawaiannya dalam pendistribusian hanya dalam waktu singkat barang dagangannya ludes terjual.

“ Dari dua koli, meningkat jadi lima, lalu 10 dan terus meningkat. Saya dan suami mulai berfikir untuk membuka kedai kecil-kecilan. Suami sangat mendukung dan kami memulai dengan menyewa sebidang lahan. Mula-mula saya buat sop duren selain menjual langsung durian kupas, alhamdulilah berkat perjuangan bersama penjualan semakin meningkat,” kenang Sofie.

Lebih dari setahun Sofie menjadi re-seller Ucok Durian, pada akhirnya dengan ketekunan dan ketelatenan Sofie menemukan pemasok baru. Kerjasama yang baik dan terjaga hingga sekarang ini menjadikan kedua belah pihak sama-sama diuntungkan.

“Pernah kejadian, sesuai kapasitas cold box / freezer yang saya punya bisa menampung maksimal 100 box, nah suatu saat tiba-tiba datang lebih dari 1000 box durian. Saya panik dong, ini bagaimana cara menyimpannya ? terus dengan jumlah sebanyak ini bagaimana cara menjualnya? Saya telepon dong pemasoknya dan dengan ringan dia bilang oh ya saya lupa. Tapi dari situ saya tertantang untuk segera menghabiskan stock tersebut. Saya dan suami kerja keras, titip jual ke tetangga, teman, push informasi di berbagai medsos, lari sana-lari sini menawarkan durian. Eh rupanya dalam 2 hari habis terjual semua.  Eh rupanya si pemasok itu sengaja mengirim sampai 1000 box karena dia yakin saya bisa menjual lebih banyak lagi,” kanangnya sambil tersenyum.

Interior ber AC dan nyaman, sangat cocok menikmati durian dan olahannya (foto Joseph)

Dalam hati Sofie bersyukur karena dia telah diajari bagaimana berusaha, cara berjualan  ternyata harus ada effort yang besar dan tidak segitu-gitu aja. Bersyukur dia menemukan mitra yang baik, sehingga mulai saat itu dia dan suaminya mencoba lebih serius mengembangkan usaha jual durian ini dengan pola management yang baik dan modern. Sofie mulai berani mrekrut beberapa karyawan, menyewa kedai yang lebih luas dan  memasok lebih banyak lagi beragam durian dari berbagai daerah di Indonesia.

Nama kedainya adalah Dudurenan. Kata ini diambil dari Bahasa Sunda, dudurenan yang secara harafiah artinya durian bohongan, durian bukan asli.

“Maksud dudurenan itu bukannya kami menjual durian palsu atau KW atau apalah yang negatif, tidak…… karena kami pikir yang namanya durian itu khan bentuknya bulat da berduri. Nah ini kami jual buahnya yang sudah dikupas siap makan.” Sofie menjelaskan.

Nama sofie di kalangan Tour Guide Bandung sudah begitu dikenal, juga di kalangan Tour Travel dalam dan luar negeri. Jiwa melayani wisatawan tidak pernah bisa hilang, bahkan sambil bekerja sebagai Tour Guide di Bandung, Sofie masih sempat berjualan.

“Dulu sambil handle tour, sambil bawa sekian puluh box. Jadi kalau mau bertugas dari rumah misalkan naik gojek, pakai 2 gojek, satu aku sendiri, satu lagi buat bawa box stereofoam durian. Box itu lalu dimasukin ke dalam kolong bis, saya suka ngomong sama kenek bus, mau duit lebih enggak, sehari dikasih gocap. Tapi syaratnya aku lagi guiding, balesin WA aku. kalau ada yang pesendurnya, nanti update satus nih, kalau kita lagi berhenti di Jalan Riau, hari ini ready ya di Jalan Riau yang mau dikirim dari Jalan Riau. Nah, tugasnya tuh kru yang masukin jumlah orderan ke masing-masing keresek, terus aku yang manggil-manggil gojeknya. Itu kalau tamu lagi jalan-jalan bebas ya. Tapi nggak jual ke tamu, tamu pun nggak tahu. Pas akhirnya hari terakhir tamu nanya, teteh dari kemarin ngeliat bawa 2 gojek, satu lagi apa? Aku bilang durian. Bu, eh kenapa nggak bilang -bilang, kita juga mau…” kata Sofie sambil tertawa-tawa.

Sejak November 2023 Sofie memutuskan berhenti dahulu dari dunia Tour Guide, dia kini lebih konsentrasi untuk mengembangkan bisnis durian. Lokasi saat ini yang strategis, luas nyaman dan vibesnya dapet banget.

Efek sosial media terhadap penjualan menurut Sofie ada lebih dari 90%. Sofie sudah menunjuk personil khusus untuk menangangi Sosmed, mulai dari tiktok, Instagram, youtube, FB dan sebagainya. Tidak tanggung-tanggung Sofie pun sudah berani menyewa beberapa Influencer.

Pelayanan pada pelanggan dengan semboyan 3S Senyum Sapa Salam sangat baik sehingga mereka datang lagi dan datang lagi. (foto Joseph)

“Banyak public figure, pejabat, artis dan lainnya datang ke sini, saya ngga hafal siapa saja. Tapi pernah saya tanyakan ke orang-orang, katanya meraka yang pernah datang adalah pemusik, pemain film dan sinetron, MTV, Ulama, penceramah, bupati, walikota dan gubernur. Saya tidak memfoto karena ngga kenal dan menjaga privasi mereka hahaha…” seloroh Sofie yang mengaku tidak terlalu hafal dengan public figure, kecuali pak Jokowi, Pak Prabowo, Pak Gibran, Pak Anies Baswedan dan Pak Ganjar Pranowo karena beberapa waktu lalu  wajahnya sering muncul di media.

Karyawan Dudurenan kini ada sekira 30 an dengan berbagai tugas dan tanggung jawab. Sofie merasa Bahagia bisa mempekerjakan banyak orang, khususnya selepas efek pandemi Covid 19.

Dengan omset fluktuatif antara 30 hingga 50 juta per hari sofie terus ingin menegembangakan usahanya, supaya bisa mensejahterakan karyawan setianya, menambah lagi jumlah karyawan sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Kota Bandung.

Durian Monthong Palu, diyakini lebih enak daripada Monthong Thailand, beratnya hingga 9 kg . (foto Joseph)

Kuncinya adalah benar dan jujur dalam berniaga. Sofie dan pemasoknya menjamin bahwa durian yang dikirim dan dijual adalah bebas dari rekayasa, seperti disuntik  kimia tertentu untuk mengelabui rasa dan tampilan. Untuk itulah Sofie membuat kesepakatan bahwa dia hanya menerima minimal 85% masak pohon.

Varian yang dijual saat ini antara lain Durian Medan, Bawor, Monthong Palu, Musang King dan yang paling mahal adalah Black thorne yang harganya minimal 450 ribu perkilo. Seangkan varian lain seperti Monthong misalnya kisaran 95 ribu an per kilo.

Satu kepala durian beratnya mulai dari 2 hingga 9 kilogram.

Aroma durian memang menyengat, bagi orang yang tidak suka bisa membuat mual, muntah, tetapi rasa durian manis lezat dan nagih itu bagi Sofie Marwati dan Mahathir Iskandar adalah kombinasi sumber cuan yang melimpah untuk biaya ibadah umrah.  (Joseph/rn+)

 

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 877-2943-6180

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *