TABLE TOP 2025 KOTA KINABALU, PROMOSI PARIWISATA INDONESIA PERTAMA DALAM LIMA TAHUN DI SABAH


Kota Kinabalu, Sabah Malaysia, rexnewsplus.com – Lima tahun berlalu sejak Indonesia terakhir kali menggelar misi penjualan pariwisata di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Selama itu telah terjadi perubahan-perubahan, di antaranya penerbangan langsung dari Kinabalu ke Denpasar, Bali dan Jakarta. Ketersediaan penerbangan langsung tersebut membuat akses wisatawan dari Sabah ke Indonesia semakin mudah. Maka dari itu, DPD ASITA Jawa Barat menginisiasi menggelar Wonderful Indonesia Table Top 2025 Kota Kinabalu sebelum puncak musim liburan dimulai.

Wonderful Indonesia Table Top 2025 Kota Kinabalu dilaksanakan Rabu (16/4/2025), di Horizon Hotel Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Konsul Jenderal Konsulat Jenderal RI di Kota Kinabalu Rafail Walangitan menghadiri langsung acara Table Top. Pertemuan B-to-B ini diinisiasi dan diorganisasikan oleh DPD ASITA Jawa Barat. (Foto: Shafie Obet)
Wonderful Indonesia Table Top 2025 Kota Kinabalu dilaksanakan pada Rabu (16/4/2025), di Horizon Hotel Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Konsul Jenderal Konsulat Jenderal RI di Kota Kinabalu Rafail Walangitan menghadiri langsung acara Table Top.

Sellers dari Indonesia yang berpartisipasi sebanyak 19 perusahaan terdiri dari operator tur, hotel, restoran, dan objek wisata. Mereka berasal dari Bandung, Jakarta, Bali, Padang, dan Medan. Buyers yang hadir sebanyak 32 agen perjalanan.

Misi penjualan yang diorganisasikan dan dibiayai sepenuhnya oleh pelaku industri pariwisata ini merupakan wadah untuk memperbarui informasi mengenai destinasi dan produk wisata Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat khususnya. Ini adalah promosi pariwisata langsung ke pasar Malaysia di Borneo pertama dalam kurun waktu lima tahun.

Dari pertemuan B-to-B tersebut diharapkan dapat menghasilkan kontrak kerja sama untuk memperkuat bisnis kedua belah pihak sehingga buyers bisa mempersiapkan produk-produknya untuk ditawarkan di MATTA Fair Sabah.

Daniel N. Nugraha, Ketua DPD ASITA Jawa Barat, merasa lega akhirnya Table Top 2025 Kota Kinabalu dapat terlaksana dengan baik. Table Top bisa terlaksana berkat kolaborasi lintas sektor dalam industri pariwisata dan gotong-royong dalam pembiayaannya.

‘’Negeri Sabah yang berpenduduk 3,5 juta jiwa masih banyak yang belum mengenal kota-kota lain di Indonesia. Mereka baru dengar Bandung, Bali, dan Jakarta saja. Jadi, misi dagang kali ini mengingatkan kembali sambil mengenalkan up date produk wisata Indonesia kepada agen-agen perjalanan di sana,’’ ujar Daniel.

Selain itu, dia tambahkan, sejak tersedia penerbangan langsung dari Kinabalu ke Denpasar, Bali sebanyak tiga kali dalam seminggu dan ke Jakarta (CGK), memudahkan calon wisatawan dari Sabah berkunjung ke Indonesia.

‘’Mereka tidak lagi harus terbang dahulu ke Kuala Lumpur selama 2,5 jam dan ditambah waktu transit,’’ katanya

‘’Kami dari Santika sangat antusias dengan kegiatan Table Top 2025 Kota Kinabalu. Apalagi mengingat fokus kami pada tahun 2025, salah satunya menyasar kawasan regional. Pelaksanaan Table Top tidak perlu terlalu besar, tetapi yang penting dilakukan secara efeketif,’’ ujar Bayu H. Putera, Corporate Director of Sales, Santika Indonesia Hotels & Resorts.

Menurutnya, agen-agen perjalanan di Sabah, Malaysia, memang perlu disegarkan kembali. Ini mengingat Table Top di Kinabalu dilakukan lima tahun lalu. Untuk menggarap market ini kembali pasti memerlukan waktu sampai mereka mulai mengirim tamu-tamunya lagi ke Indonesia.

‘’Pasar sini jelas berpotensi. Apa yang disampaikan oleh agen-agen perjalanan di Sabah adalah mereka butuh destinasi di mana mereka bisa belanja. Belanjanya dibagi dua, ada yang belanja untuk keperluan pribadi dan untuk dijual lagi. Saya lihat, perputaran ekonomi di sini juga sangat baik sehingga mereka bisa membelanjakan uangnya keluar dari Sabah. Bisa jadi ke ibu kota Kuala Lumpur dan Putra Jaya atau keluar dari Malaysia,’’ kata Bayu.

Seller lain pun mengungkapkan antusiasmenya. Joseph Sugeng Irianto, Managing Director Rex Tours Indonesia, operator tur asal Bandung, mengatakan bahwa Table Top 2025 Kota Kinabalu merupakan kesempatan emas bisa menggaet lebih banyak turis dari wilayah Kota Kinabalu.

‘’Dengan bertemu langsung pelaku pariwisata Kota Kinabalu, kita bisa memetakan keperluan riil mereka saat berkunjung ke Indonesia, khususnya Jawa Barat. Rex Tours sendiri sudah menyiapkan berbagai penawaran paket wisata menarik dan sudah masuk beberapa permintaan,’’ tutur Joseph.

Selama beberapa hari berada di Kota Kinabalu, dia melihat perekonomian di ibu kota Negeri Sabah itu tampak bagus. Bisnis terutama dari perikanan, perdagangan, dan ekspor kayu. Di sana tidak ada pabrik dan industri. Semua komoditi didatangkan dari luar.

‘’Kalau jeli, masyarakat Kota Kinabalu akan lebih banyak datang ke Indonesia justru saat kondisi ekonomi di sini sedang lemah. Karena dengan demikian, harga-harga komponen wisata akan relatif lebih murah atau rendah. Selain itu, tingkat persaingan di dalam negeri juga rendah. Beberapa hotel dan transportasi menurunkan harga jualnya dan ini bisa menjadi kesempatan untuk menaikkan jumlah turis yang datang. Dengan harga yang relatif murah dan tanpa mengurangi pelayanan secara signifikan, tentunya itu menjadi keuntungan bagi turis asing,’’ jelas Joseph.

Profil Outbound Malaysia terkini

Strategic Planning Division, Tourism Malaysia, melakukan survei pada bulan Februari-Maret 2024. Hasil dari survei tersebut dirilis dalam Malaysian Outbound and Domestic Travel Behaviour yang mana patut dipahami oleh pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia.

Malaysian Outbound and Domestic Travel Behaviour menunjukkan bahwa wisatawan outbound Malaysia sekarang berasal dari Selangor (19,6%) dan Sabah (19,3%), kemudian diikuti wisatawan dari Sarawak (16,6%). Sementara itu, wisatawan dari Kuala Lumpur turun di peringkat keempat (10,0%).

Warga Malaysia yang berwisata ke luar negeri, 36,9 persen adalah generasi milenial di rentang usia 31-40 tahun, diikuti wisatawan Gen Z di rentang usia 22-30 tahun sebanyak 25,8 persen. Sedangkan Gen X atau wisatawan di rentang usia 41-50 tahun, sebanyak 21,2 persen.

Data yang dirilis oleh Tourism Malaysia tersebut juga menunjukkan bahwa wisatawan Malaysia lebih suka memesan langsung melalui situs (website) resmi hotel dan maskapai penerbangan (34,5%) dibandingkan memesan lewat online travel agencies (OTA) (32,4%).

Referensi dari keluarga dan teman serta media sosial telah menjadi sumber informasi yang paling utama (60,2%). Banyak orang cenderung mempercayai rekomendasi ini dan memilih untuk menggunakan penyedia jasa yang sebelumnya telah dipakai oleh kerabat atau diulas oleh para influencer (19,5%). Meskipun begitu, pemesanan melalui agen perjalanan ternyata masih dilakukan (12,9%).

Semakin banyak agen perjalanan di luar negeri memasarkan produk-produk wisata Indonesia, maka citra dan visibilitas destinasi akan semakin meningkat. (Foto: Daniel N. Nugraha)
Perihal sumber informasi liburan, selain dari kerabat dan media sosial, warga Malaysia juga mencarinya di OTA (27,9%), mengunjungi situs hotel dan maskapai penerbangan (8,6%), dan agen perjalanan (8,3%). Sedangkan yang mencari informasi melalui AI masih sedikit (0,3%).

Thailand (30,2%), Indonesia (15,3%), dan Singapura (11,7%) adalah tiga pilihan teratas destinasi liburan pada tahun 2023. Kemudian diikuti Jepang (7,5%) dan Cina (4,6%). Pada tahun 2024, Vietnam menggeser Cina sebagai destinasi liburan wisatawan Malaysia.

Berlibur (91,3%) dan mengunjungi kerabat serta teman (9,5%) merupakan alasan paling umum bepergian ke luar negeri.

Beberapa faktor paling mempengaruhi wisatawan Malaysia berlibur di luar negeri pada 2023, yaitu biaya yang sesuai dengan bujet mereka (28,3%) dan penawaran diskon (25,3%). Kemudian, media sosial, informasi dari mulut ke mulut, serta aktivitas dan pengalaman berpengaruh masing-masing sebesar 13,4%, 12,7%, dan 11,6%. Pada tahun 2024, selain faktor-faktor tersebut, daya tarik destinasi juga mempengaruhi sekitar 40 persen keputusan mereka.

Perubahan preferensi wisatawan Malaysia sudah berlangsung sejak sebelum pandemi, seperti yang diungkapkan oleh para pelaku pariwisata inbound Indonesia sebelumnya. Wisatawan Malaysia yang kini didominasi generasi Milenial dan Z mengutamakan pengalaman Value for Money (21,7%). Mereka lebih mengutamakan pencarian surga kuliner yang memukau (21,0%) daripada pusat-pusat perbelanjaan. Meskipun demikian, mereka tetap menikmati aktivitas berbelanja (9,2%). Kegiatan berbelanja menjadi pengalaman terakhir yang mereka harapkan.

Walaupun dari sisi usia lebih muda, kenyataannya mereka memiliki minat terhadap destinasi yang kaya sejarah (16,3%) dan menawarkan pengalaman bertemu dengan hewan liar (wildlife) di alam (13,7%).

Untuk memenuhi kebutuhan perjalanannya, mereka lebih memilih hotel-hotel yang berada di kota (63,3%), tempat tinggal yang bisa disewa dalam waktu singkat seperti AirBnB (13,0%), dan hotel yang berada di pantai (10,5%).

Para pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia harus memahami waktu-waktu bepergian wisatawan Malaysia. Akhir pekan panjang (28,2%), liburan sekolah (13,8%), dan hari libur nasional (13,8%) merupakan periode pilihan paling umum. Mereka juga suka berlibur pada hari kerja atau weekday (24,6%) karena biasanya banyak penawaran diskon pada periode itu. Kecuali selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri, sama seperti di Indonesia, warga Malaysia pada umumnya memilih untuk tetap tinggal dan hanya melakukan perjalanan domestik untuk bersilaturahmi ke sanak saudara.

Peran penting B-to-B dalam pemasaran destinasi

Promosi produk wisata oleh agen-agen perjalanan di luar negeri sangat penting dalam memasarkan destinasi Indonesia. Pertama, promosi yang dilakukan oleh agen-agen perjalanan di luar negeri akan meningkatkan visibilitas destinasi dan produk wisata Indonesia di pasar internasional.

Kemudian, promosi B-to-B merupakan salah satu bentuk promosi efektif yang dapat menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Salah satu keunggulan dari promosi B-to-B adalah produk yang ditawarkan sudah dikurasi dan diuji sehingga kualitasnya terjamin dan bisa dipercaya.

Oleh karena itu, semakin banyak agen perjalanan di luar negeri memasarkan produk-produk wisata Indonesia, maka citra destinasi juga akan semakin meningkat. Itu berarti destinasi dan produk wisata Indonesia dipercaya dan mampu berkompetisi dalam industri pariwisata global. Promosi langsung yang dilakukan oleh agen-agen perjalanan di luar negeri ke pasar sangat membantu dalam membangun citra positif Indonesia sebagai destinasi wisata yang menarik dan berkualitas. ***(Yun Damayanti).

Artikel ini telah tayang di Tourism for Us pada 21 April 2025 dengan judul “TABLE TOP 2025 KOTA KINABALU, PROMOSI PARIWISATA INDONESIA PERTAMA DALAM LIMA TAHUN DI SABAH”

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 81320-97-9339

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *