SAMBIL MEMELUK JENAZAH IBUNDA , BERJANJI MEMENUHI CITA-CITA
“…..Air matanya meleleh.
Teringat saat dia memeluk jenazah mamanya yang menjadi motivator itu
saat harus menghadap Sang Illahi……“
rexnewsplus.com – Kalau ada 15 gadis Sunda yang sedang berkumpul, lalu kita panggil satu nama ‘Neng’…. kira-kira ada berapa orang akan menoleh ? Bisa jadi semua akan menoleh pada sumber panggilan.
Kata ‘Neng’ bagi orang Sunda adalah penggilan terhormat bagi seorang gadis muda. Panggilan ini biasanya berhubungan dengan strata sosial atau kondisi ekonomi sebuah keluarga. Hampir sama dengan kalau memanggil Teteh, Mbak, namun nilai rasa akan sebutan itu relatif lebih baik.
Jadi kalau ada 15 orang tadi dipanggil, ada satu yang dipastikan tidak akan menoleh, bukan tidak mendengar atau karena dia bukan gadis Sunda, tetapi bila dipanggil Neng Ndut…. dia akan menoleh dan segera bangkit menyahut.
Namanya Teti Sofiah. Sudah bisa dibayangkan kenapa gadis itu lebih suka dipanggil Neng Ndut? Ya karena badannya subur, ciri akan gizi yang cukup, atau sedikit lebih. Tapi bagi Teti panggilan itu adalah panggilan kesayangan. Teti merasakan itu bukan panggilan ejekan atau perundungan, dia cukup senang dengan panggilan tersebut. Selain itu Teti juga kerap dipanggil Opi. Neng Opi. Nampak lebih manusiawi, tidak ada kesan body shaming…
“Sampai sekarang masih melekat panggilan nama itu dan saya selalu ingat siapa yang suka manggil saya Ndut itu . Sayangnya orangnya sekarang sudah nggak ada lagi ….’ ungkapnya kepada rexnewsplus.com dengan nada sedih mengenang.
Menurut dia apapun panggilannya, Teti Sofiah yang kini tinggal di sekitar Hegarmanah Bandung, merasa bahagia, tapi kalau nama Teti disingkat Tet saja, lalu imbuhannya jadi Neng Tet…. ini akan membuat air mukanya berubah. Orang yang faham bahasa Sunda pasti tersenyum.
Teti Sofiah AmKL, anak pertama dari dua bersaudara ini menyelesaikan pendidikannya di Akademi Kesehatan Lingkungan di Bandung. Jurusan yang dipilihnya lebih ke bidang sanitasi. Lulus dari sana, Teti langsung diterima bekerja di suatu pabrik coklat di daerah Cijerah – Bandung, Jawa Barat. Untuk masa itu, awal tahun 2000 an dia sudah mendapatkan gaji 1,5 juta, angka yang lumayan besar saat itu. Teti sempat pula bekerja di salah satu Biro Perjalanan Umroh Haji, tetapi baginya take home pay yang diterima nya dirasakan tidak sesuai dengan ekspektasinya.
“Tapi mama saya yang terus mendorong saya, memotivasi saya untuk tetap bekerja di kantor umroh haji ini karena banyak pertimbangan dari mama yang saya tidak mengerti…” Teti sejenak berhenti bercerita, mencoba mengatur nafas, matanya basah. Air matanya meleleh.
Teringat saat dia memeluk jenazah mamanya yang menjadi motivator itu saat harus menghadap Sang Illahi.
Menurut Teti, orang yang paling dihormati dimuka bumi ini adalah mamanya. Lebih dari siapapun. Baginya seorang ibu adalah wanita termulia yang menjaga kita dalam rahimnya, merawat kita sejak jabang bayi hingga saat ini. Dalam keseharian, ibunya selalu mengajarkan hidup sederhana dan mengajarkan sabar, tawakal dalam kondisi apapun. Ayahnya yang seorang PNS pun banyak mengajarkan tentang kehidupan di dunia ini.
“Mama sangat penyabar, dalam kondisi apapun beliau tidak pernah mengeluh. Sebesar apapun masalah yang dihadapi……(kembali Teti menyeka matanya)…..Mama tidak pernah ngomong ke orang lain akan kesusahannya. Mama hanya mengadu sama Allah.” Suara Teti parau diantara kerinduan akan sosok ibunya yang sangat menginspirasi dan memotivasi.
Beruntung Teti memiliki seorang suami yang sangat mengerti dan sifatnya sangat mirip dengan Almarhumah Ibunya. Maka sepeninggal ibunya itu dia mengidolakan suami nya yang sangat sayang pada dirinya, pada buah hati mereka. Suaminya lah yang sekarang yang selalu memberinya nasihat.
Tahun 2011 Teti bersama adik kandungnya serta suaminya mendirikan perusahaan PT. Omara Berkah Nugraha Tours and Travel dengan brand name Omara Tours Bandung. Perusahaan yang bergerak di pelayanan Pariwisata serta Umroh dan Haji ini menyasar segenap lapisan masyarakat muslim yang ingin melaksanakan ibadah umrah. Teti bersama team salesnya melobby beberapa MajelisTaklim atau group pengajian, juga segmen para dokter dari rumah sakit yang menjadi langganannya. Berkat pelayanan yang baik dan para jamaah puas dengan layannnya, umumnya para jamaah itu akan saling bercerita pada yang lain.
Promosi dari mulut ke mulut dirasakan masih sangat efektif, satu jamaah yang pernah merasakan premium layanannya akan mengajak yang lainnya. untuk itu Teti yang menggawangi Omara Tours ini harus senantiasa menjaga kualitas layanan perusahaannya.
Kepada rexnewsplus.com Teti mengatakan bahwa dia tidak pernah menargetkan yang muluk-muluk, mengalir saja.
“Yang penting usaha bisa berjalan lancar, tidak menemui halangan untuk keberangkatan umroh, bisa berjalan dengan sesuai dengan jadwal. Jamaah bahagia bisa terpenuhi kerinduannya pada Baitullah, karyawan saya sejahtera, semua bahagia. Itu aja sih target saya mah moal muluk-muluk, sakumaha dipaparinan ku Gusti Nu Maha Suci weh.” Ujar Teti dengan bahasa campuran Sunda yang kental.
Ada hal yang amat disukai Teti dalam mengelola bisnis perjalanan wisata Umroh haji ini, yaitu melayani tamu-tamu Allah agar bisa berangkat ke Tanah Suci, mendampingi mereka ke Roudhoh, kadang dia juga membantu mendorong kursi roda para sepuh yang memang harus memakai kursi roda. Itu menjadi suatu kepuasan batin untuk dirinya.
Bukan hanya hal indah yang pernah dialami Teti dalam mengelola usahanya itu. Teti pernah mengalami hal pahit dengan mitra kerjanya
“Itu kejadian tahun 2018, saya bekerja sama dengan seseorang untuk buka kantor cabang dan lain-lain, tapi ternyata ya itulah, walaupun kita sudah hati-hati dan percaya, tetapi masalah akan membuat kita lebih bijak dan dewasa. “ Teti berkisah. Lalu lanjutnya, “Waktu kami kerjasama membawa jamaah, tetapi ketika akan pulang ke Tanah Air, ternyata saat sampai kota Jeddah tidak ada tiket. Saya coba minta tiketnya berkali-kali yang akhirnya dia berikan tiket dan ternyata itu palsu. Ketika saya chek PNR – Passenger Name Record – juga tidak ada, kemudian akhirnya jamaah harus diinapkan kembali ke hotel di sana. Saya mencoba tetap tenang dan berikhtiar, saya selalu ingat pesan mama yang mengajarkan saya bijak dalam menghadapi persoalan, akhirnya mitra kerja saya itu memberikan ticket kepulangan sebanyak 10 tiket. Tapi untuk menjaga nama baik dan tanggung jawab saya akhirnya saya belikan sebanyak 37 tiket dengan Oman Air”
Rupanya ketika sampai di Jakarta jamaah tersebut pun tidak ada tiket kepulangannya untuk menuju ke Makassar. Akhirnya mereka diinapkan kembali di Jakarta di sebuah hotel di Rawa Bokor. Atas dasar tanggung jawab dan kemanusiaan Teti membelikan tiket kepulangan ke Makassar dengan Garuda Indonesia. Bisa ditebak berapa ratus juta Teti dan suaminya harus merugi. Tetapi sesuai dengan amanat ibunda tercintanya harus selalu membantu orang lain Teti tidak mengeluh, tidak complain. Sisi kewanitaanya sempat berontak, kesal, marah, sakit hati dihianati mitra erja, tetapi suaminya lah yang menenangkannya.
Terngiang kalimat mutiara indah yang sempat diucapkan ibunya, God is the best listener, you don’t need to shout, nor cry out loud. Because He hears even the very silent prayer of a sincere heart. (anonymous)
Sebagai pimpinan perusahan, Omara Tours sempat dipanggil oleh Kemenag perihal kasus ini untuk dimintai keterangan dan penjelasan dan syukur alhamdulillah semuanya bisa diatasi dengan baik. Bagi Teti hal ini menjadi pelajaran berharga dalam bekerja sama kami untuk selalu hati-hati dan waspada.
Teti yang saat ini juga sebagai Asesor TL Inhouse LSP Pramindo, Auditor BPW External, Auditor CHSE External dan sempat juga menjadi Auditor PPIU external tapi Teti memilih mundur karena aturan baru yang tidak sesuai dan dia memilih aktif di PPIU dan asosiasi.
Selain menjalankan usaha di bidang perjalanan umroh haji Ibu tiga anak ini membuka usaha kuliner dengan menyediakan makanan-makanan khas Arabia dan makanan dengan trade mark Abu Omar Kitchen yang bekerjasama dengan salah satu market place.
“Makanan yang paling laku di salah satu market place adalah abu Omar Kunafe. Alhamdulillah Abu Omar bintang 5 dan ulasannya baik. Jadi kunafe saya ini perpaduan antara khas Turki dan Saudi Arabia. Saya coba mix kan dan jadilah kunafe Abu Omar buatan saya. Enak lhoo…. ” pungkas Teti sambil menawarkan makannya pada rexnewsplus.com.
Teti mengungkapkan cita-cita yang belum terlaksanakan sejak lama yaitu ingin melaksanakan umroh bersama para mualaf. Cita-cita mulia, semoga dimudahkan. (rn+)
Reporter : Kunkun Solehudin
Editor : Joseph
Photo : dok. Teti