“……sebagai ungkapan terima kasih
senantiasa Vitamin C dan dan Vitamin D selalu kami siapkan…..”

Jogyakarta, rexnewsplus.com – Adalah sebuah kebiasaan yang turun termurun bagi warga +62 ini bila pergi ke suatu tempat dan pulangnya selalu ditagih oleh-oleh. Kendati hanya sekedar basa basi, tetapi bagi sebagian orang buah tangan untuk dibawa ke rumah dan dibagi bagi ke handai taulan adalah wajib hukumnya.

Bila ditanya oleh-oleh apa dari Jogyakarta? Bisa dipastikan sebagian akan menjawab Gudeg. Mengapa ? Karena Gudeg identik dengan julukan Kota Berhati Nyaman ini, Kota Gudeg. Akan tetapi bagi pecinta penganan non sayur, akah setuju bila mengatakan Bakpia.

Bakpia adalah cemilan berupa kue berisi olahan kacang hijau yang nikmat dikonsumsi kapanpun, Ditemani kopi pahit atau teh panas tawar, kenikmatan hakiki akan di dapatkan, terlebih bila disuapin oleh si “bebeb”.Bakpia berasal dari kata bak dan pia. Kue ini konon diperkenalkan oleh seorang pendatang dari Tiongkok yang bernama Kwik Sun Kwok. Nama asli kue ini dikenal dengan sebutan kue pia yang berasal dari dialek bahasa Hokkian, yaitu Tou Luk Pia yang berarti roti isi daging. Ketika itu Kwik mencoba meracik kue tersebut dengan diisi daging babi yang disebut ‘bak’. Sehingga nama bakpia sebenarnya berasal dari ‘bak’ dan ‘pia’ yang memiliki arti roti isi daging babi.

Bagi penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim, daging babi adalah haram untuk dikonsumsi, untuk itu mulai dimodifikasi makanan enak ini tidak lagi diisi daging bagi, tetapi diganti dengan kacang hijau yang dioleh sedemikian rupa sehingga dari tampilan dan citarasanya sangat cocok dengan lidah orang Indonesia, dang yang penting adalah Halal. Daerah Pathuk di pusat kota Jogyakarta dikenal sebagai sentra produksi makanan khas ini. Saking populernya maka masyarakat setempat mulai memproduksi secara masal walupun skala rumahan. Merk yang dibuat menjadi semacam kesepatakan tidak tertulis, yaitu memakai nomor rumah sebagai trade mark.

Perkembangan kuliner di Jogya cukup pesat, seiring dengan pola hidup masyarakat Indonesia yang gemar mengkonsumsi makanan enak, bergisi dan murah. Bakpia sendiri sangat serius dipelajari oleh para chef, para pakar, para pemerhati makakan degan segala tinjauan aspek. Maka di era 2000 an munculah berbagai macam merek Bakpia. Ada satu merk Bakpia yang saat ini sedang viral, Bakpia Jogkem. Jogkem adalah singkatan dai Jogya Kembali. Bagi anda yang nilai Pelajaran Sejarah di Raport 10, pasti akan hafal cerita sejarah tersebut, yaitu saat Pengembalian Ibu Kota Yogyakarta serta bersatunya kembali kekuatan-kekuatan pemerintahan dan militer Republik Indonesia pasca Agresi Militer Belanda II. Sejarah mencatat pada tanggal 6 Juli 1949, pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta yang sudah ditinggalkan oleh pasukan Belanda sejak akhir bulan Juni 1949.

Ditemui saat acara silaturahmi pelaku pariwisata Jogyakarta dan Bandung (22/02/2022), di Equator Stable and Resto di Bandung, Ardhy Bawono. Amd, manager Bakpia Jogkem menjelaskan bahwa Bakpia Jogkem bukan mendasarkan pada sejarah perjuangan bangsa, akan tetapi maksudnya siapapun yang sudah membeli bakpia di outletnya akan kembali lagi. Sudah ke Jogya, akan kembali lagi ke Jogya. Sesuai dengan tagline yang sedang diviralkan, Jogya Ngangeni.“Pabrik dan showroom kami ada di samping Purawisata, Jl. Ireda No.5-7, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta,” Ardhy menjelaskan pada rexnewsplus.com. Lanjutnya,” selain itu ada pula di Jl. Gedongkuning No.173A, Pringgolayan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Bantul. Jadi kalau pelanggan yang dari arah Wonosari bisa lebih dekat ke sana.”Menurut dia, Bakpia Jogkem menyajikan Bakpia dengan ciri khas utamanya lebih lembut dan nikmat dengan kelas Premium tanpa bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi.

Dipastikan Bakpia Jogkem sangat layak sebagai oleh-oleh makanan khas dari Yogyakarta. Bakpia Jogkem yang dikenal lembut dan nikmatnya membuat rasa ketagihan, membuat lidah menari-nari, sekali kunyah ingin lagi dan lagi ini memiliki berbagai varian rasa Premium, antara lain, Original Kacang Hijau, Kumbu Hitam, Green Tea, Cappucino, Tiramisu, Susu, Keju, Cokelat, Nangka, Pisang, Avocado. Suatu keunikan yang saat ini tengah di rilis oleh Bakpia Jogkem adalah mengeluarkan cita rasa nangka,pisang,dan avocado hanya setiap week end. Bakpia semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai makanan khas Yogyakarta pada era 80-an. Perihal harga, Ardhy menjelaskan harganya sesuai kantong. Bukan hanya segmen premium, Ardhy menyasar pula kalangan pelajar.

“Tempat kami bisa menampung sampai 20 bus. Pengunjung bisa melihat secara langsung proses pembuatan bakpia. Bahkan sebelum pandemi pengunjung bisa melakukan demo membuat bakpia, mulai dari membuat bentuk hingga dibakar dan dikonsumsi sendiri, makan buatan sendiri.” Jelas Ardhi. Tetapi dimasa pandemi ini sesuai dengan prokes ketat pemerintah, pengunjung hanya bisa melihat proses pembuatan dari balik kaca. Managemen perusahaan sangat concern dengan prokes kesehatan dan kebersihan. Khusus untuk para pengusaha travel agent, biro perjalanan,para guide dan Tour Leader, hospitality yang dibuat sangat memanjakan. Ada ruangan khusus untuk mereka dan crew transport .“ Kami sadar bahwa teman-teman semua pelaku pariwisata adalah mitra kami yang turut membesarkan kami. Untuk itu sebagai ungkapan terima kasih senantiasa Vitamin C dan dan Vitamin D selalu kami siapkan.” Ardhy menjelaskan sambil tersenyum. Hanya pembaca yang ikut tersenyum saat ini yang faham. (joseph/rn+)

Foto : dok, jogkem