RUMAH AKAR SEMARANG DIBURU PECINTA PHOTO
“ …Kalau tidak ambil swafoto atau difoto mejeng disini, artinya belum berkunjung ke Kota Lama Semarang…”
Semarang, rexnewsplus.com – Apa kesan anda bila melihat sebuah rumah tua yang kumuh, reyot, gelap, dingin, apalagi ada sebuah pohon besarnya? Bagi warga +62 yang selalu dijejali cerita-cerita mistis pasti secara otomatis terkoneksi cepat dengan kata angker !
Tidak sedikit cerita berhembus dikalangan masyarakat, seperti contoh sebuah rumah tua yang terletak di Jalan Magelang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Diceritakan bahwa di rumah tersebut sering terjadi penampakan wanita tua berkerudung dan wanita cantik yang terkadang tampak penuh darah.
Selain itu untuk menambah bumbu penyedap cerita, dikabarkan bahwa sering terdengar suara-suara aneh dan bau anyir juga sering tercium saat melewati rumah angker yang mewah dan cukup besar itu. Bau anyir yang sering muncul menurut warga setempat, adalah gambaran para penghuni jin yang haus darah.
Lain halnya dengan sebuah rumah tua yang berlokasi di kawasan Kota Lama Semarang, bila dulu mungkin terkesan angker, kini justru menjadi salah satu sentral bagi pecinta fotografi. Banyak wisatawan dari luar kota Semarang dengan sengaja dan berlama – lama mengabadikan setiap sut rumah tersebut.
Namanya Rumah Akar, tepatnya berada di Jl. Jalak, penghubung antara Jl. Kepodang dan Jl. Letjen Soeprapto Semarang Jawa Tengah. Di sini kita akan jumpai sebuah rumah tua yang sudah tak terawat. Usianya sudah lebih dari 100 tahun. Rumah itu nampak usang dan tidak mempunyai atap. Sebuah pohon beringin besar tumbuh di tengah-tengah rumah tersebut dan akarnya menempel di dinding, melilit sekeliling rumah.
“Bangunan ini dahulu milik NV Dagblad de Locomotief, sebuah koran berbahasa Belanda tertua di Kota Semarang.” terang Dian Dalu Akirta, guide lokal yang menemani rexnewsplus.com berkeliling Kota Lama Semarang.
Menurut Dian, koran bernama Semarangsche Nieuwes en Advertentieblad, yang sangat populer di kalangan jurnalistik tersebut akhirnya di bredel redaksinya yang dianggap radikal, karena sering menyuarakan perbaikan politik.
“Ditahun 1863 namanya diubah menjadi de Locomotief karena bertepatan dengan datangnya kereta api pertama di Hindia Belanda.” Dian menjelaskan.
Lanjut Dian, bangunan yang sudah berdiri di abad ke-19 ini sudah mengalami beberapa kali perbaikan, antara lain pintu utama yang memiliki luifel atau pelat kantilever dengan detail Art Nouveau. Diketahui Art Nouveau adalah seni hias yang terkenal di seluruh Eropa dan Amerika Serikat pada era 1890 hingga 1910.
Sempat juga bangunan tersebut dimiliki oleh seorang konglomerat Semarang bernama Thio Sing Liong. Konglomerat itu diketahui memiliki firma ekspor yang terkenal dan sukses.
Kini rumah tua yang dililit akar tersebut menjadi viral dan fenomenal, kendati bagian dalam bangunan sudah hancur namun tergambar jelas kesan aesthetic dan sangat instagamable.
“Kalau tidak ambil swafoto atau difoto mejeng disini, artinya belum berkunjung ke Kota Lama Semarang,” tutupnya Dian yang juga pemilik Wisata Bintang Tours Travel Semarang ini. (joseph/rn+)