Dibalik Sebuah Gelaran Acara Besar

Pembukaan Acara dengan Angklung (foto Polban)

Bandung, rexnewsplus.com – Kompetisi Pariwisata Indonesia seakan menjadi trade mark besutan Politeknik Negeri Bandung, untuk tahun ini sudah ke 12 kalinya diselenggarakan.

Keberhasilan sebuah acara tentunya bergantung kepada siapa penyelenggaranya dan terlebih siapa penggagasnya. Event bertaraf nasional dan bahkan internasional ini tentunya hasil pemikiran dan perencanaan yang matang dari orag-orang yang concern pada kenajuan kepariwisataan Indonesia.

Dr. Any Ariani Noor, S. Sos. M.Sc. Sebuah nama yang tentunya sudah tidak asing lagi dalam kancah kepariwisataan, terlebih pada sebuah penyelenggaraan suatu perhelatan  acara besar. Wanita paruh baya yang bersahaja dengan tutur kata lembut menyejukan ini adalah dosen dari Politeknik Negeri Bandung. Pembawaanya yang lembut dan selalu mau mendengarkan orang lain membuatnya jadi dosen idola.

Dr. Any Ariani Noor, S. Sos. M.Sc. (Foto dok Pribadi)

Ditemui dalam sebuah perbincangan sambil menunggu berbuka puasa, Any, begitu sapaan akrabnya mengungkapkan perihal kilas balik dan rancangan hingga terselenggaranya KPI – Kompetisi Pariwisata Indonesia hingga ke 12 kalinya ini.

“Sebelum masa Pandemi COVID-19, KPI diselenggarakan dengan konsep konsorsium, yaitu bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi (PT) Pariwisata di Kota Bandung,” unkap Any memulai penjelasan.

Lanjut dia, Perguruan Tinggi yang pernah terlibat dalam penyelenggaraan KPI adalah Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (sekarang Politeknik Pariwisata NHI), Telkom University, STIEPAR Yapari Aktripa dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Konsorsium tersebut dibentuk untuk memberikan nilai lebih dalam setiap penyelenggaraan KPI, sehingga penyelenggaraannya  menjadi lebih baik, lebih maju, lebih beragam yang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua peserta KPI dan lima PT yang terlibat.

Any mengungkapkan pula bahwa, bentuk kerjasama KPI dengan lima PT adalah setiap PT akan memberikan jenis kompetisi sesuai dengan ciri khas dan keunggulan PT masing-masing. Beberapa kompetisi yang diselenggarakan oleh Polban, misalnya, antara lain, Guiding, Tour Package, Business Event Proposal, Cerdas Cermat Pariwisata (kompetisi favorit). Lantas kompetisi yang diselenggarakan di STPB: Making bed, make up room. Untuk Telkom University: Black box kitchen competition, Platting desert, table set up, tray on the road. STIEPAR Yapari Aktripa, yaitu Housekeeping, making bed, flower arrangement. Untuk penyelenggaraan oleh  UPI yaitu Advertising video, tourism poster.

Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Polban (Foto Polban)

Secara keseluruhan jumlah kompetisi di KPI pernah mencapi 24 jenis kompetisi dari berbagai bidang pariwisata.

“Cita-cita kerjasama antar perguruan tinggi pariwisata di Kota Bandung untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KPI dapat dilakukan karena adanya kesetaraan dan kepentingan bersama untuk saling memberikan manfaat bagi semua pihak. Cita-cita besar yang ingin dicapai adalah, datanglah ke Kota Bandung untuk mendapatkan kompetisi pariwisata yang bergengsi, berbobot dan bermutu,” tutur Any y

ang saat ini tengah mengejar gelar Professor.

Sustainable Event – Sustainable KPI

Menurut Any, sustainable event adalah tanggungjawab event pada lingkungan, sosial dan perekonomian, terutama pada masyarakat dimana event tersebut diselenggarakan.

“Dengan kata lain, sustainable mengedepankan kelestarian pada 3 pilar utama keberlanjutan, yaitu People, Planet, and Prosperity. KPI selalu menerapkan konsep sustainable dengan tujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan kelestarian sosial dan budaya masyarkat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas ibu Dosen berkacamata ini.

Dijelaskan dia, dasar dalam penyelenggaraan KPI dikaitkan dengan konsep Sustainable Development Goals – SDGs. Beberapa praktik sustainability dalam KPI adalah:

  1. Kelestarian Lingkungan
  1. Mengurangi penggunaan plastik
  2. Tidak mengunakan kertas (paperless) dalam semua bidang
  3. Memanfaatkan teknologi untuk pendaftaran, registrasi, technical meeting,

penyebaran informasi, promosi, distribusi sertifikat.

  1. Mengurangi bahan cetak sekali pakai
  2. Menerapkan konsep 3R; Reduce, Reuse, Recycle
  1. Kelestarian sosial budaya
  1. Menampilan budaya daerah dalam acara KPI
  2. Bekerjasama dengan komunitas, tokoh masyarakat, instansi pemerintah

setempat untuk mendukung KPI

  1. Peningkatan ekonomi
  1. Bekerjasama dengan pelaku usaha lokal untuk mendukung KPI, seperti

penyedia jasa layanan event, vendor dan kontraktor lokal.

  1. Bekerjasama dengan hotel lokal, pengrajin souvenir lokal, penyedia jasa

makanan (katering) lokal.

  1. Mengajak pelaku usaha makanan lokal membuka stand selama KPI

berlangsung.

“Dengan menerapkan konsep sustainable, event KPI yang diselenggarakan selalu memberikan nilai bagi pihak-pihak yang terlibat dalam KPI. Praktik sustainable dalam KPI pada akhirnya menjadikan KPI lebih efisien dan efektif dalam proses penyelenggaraannya karena secara tidak langsung mampu menekan beragam biaya dan meningkatkan keuntungan keuangan yang lebih baik serta memberikan nilai dukungan keberlanjutan sesuai SDGs.” Pungkas Any semangat.

Event Technology – KPI, teknologi dan COVID-19

Perkembagan teknologi merupakan suatu fenomena yang tidak perlu ditakuti, tetapi harus diikuti dan diadopsi sebaik mungkin dan diterapkan dalam penyelenggaraan event untuk menghasilkan event berkualitas dan bernilai. KPI telah menerapkan beragam perkembangan teknologi sehingga dalam proses penyelenggaraan menjadi lebih efektif dan efisien. Beragam aplikasi yang tersedia tanpa biaya, telah dimanfaatkan untuk berkordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pada tahap evaluasi KPI. Tuntutan pemanfaatan teknologi menjadi salah satu hal yang utama dalam penyelenggaraan KPI, karenanya mahasiswa dituntut untuk terus beradaptasi dengan beragam teknologi dalam perencanaan KPI.

Pandemi COVID-19 merubah total rancangan format penyelenggaraan KPI yang telah berlangsung selama 10 tahun. Perkembangan teknologi setiap tahun selalu diantisipasi dengan pemanfaatan teknologi terkini. Namun, sejak pandemi COVID-19 terjadi pada tahun 2019, semua format perencanaan KPI harus berubah mengikuti ketentuan pemerintah melalui panduan CHSE dan pengelolaan KPI dengan penerapan teknologi lebih intensif. Perkembangan pandemi COVID-19 yang semakin membaik, tetap harus menjadi pertimbangan dalam penyelenggaraan KPI dengan penerapan berbagai kompetisi pariwisata secara hybrid (gabungan antara teknologi online dan penyelenggaraan secara langsung luar jaringan).

Salah satu pemanfaatan teknologi untuk sebuah event (Foto Polban)

Any kembali menjelaskan beberapa teknologi kekinian yang dimanfaatkan untuk penyelenggraan KPI diantaranya:

  1. Trello adalah aplikasi berbasis web yang digunakan untuk memudahkan proses kolaborasi antar tim dalam pengembangan perencanaan KPI. Aplikasi ini tidak berbayar, dan dapat diunduh oleh semua anggota tim sehingga dapat melihat proses kemajuan persiapan yang dilakukan oleh tim.
  2. Canva adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu mendesain materi promosi KPI dengan mudah. Aplikasi ini juga tidak berbayar, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk kepentingan KPI.
  3. Social Media adalah alat komunikasi berbasis internet yang banyak digunakan untuk memudahkan melakukan promosi KPI. Semua mahasiswa memiliki sosial media dan terhubung dengan baik diantara penyelenggara, peserta, juri, sponsor, serta pihak lain yang terlibat dalam KPI.
  4. Google form merupakan layanan yang diberikan oleh google yang memungkinkan perencana KPI menyusn beragam kebutuhan registrasi dengan mudah. Google form juga dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi seperti survey kepada semua pihak yang terlibat dalam KPI dengan cepat dan mudah.

Waktu berbuka puasa tiba, tepat setelah penjelasan tersebut. Seperti materi kuliah 2 semester hal yang diungkapkan Any yang sangat berguna ini. (joseph/rn+)