SERATUSAN ANAK YATIM PIATU BUKA PUASA BERSAMA PAMAN

MC saat menyapa para anak Yatim Piatu dan pengasuhnya (foto Joseph)

Bandung, rexnewsplus.com – Komunitas yang sementara ini hanya ada di Kota Bandung – Jawa Barat rupanya tidak pernah berhenti berkegiatan. Agendanya setiap dua minggu sekali, berpindah dari satu tempat ke tempat lain di wilayah Kota Bandung.

Namanya PAMAN. Unik sekali singkatannya, PAPA MAMA NYENTRIK.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata nyentrik adalah berperilaku, bergaya eksentrik, aneh, tidak wajar.

Tetapi menurut kamus Paman sendiri, kata nyentrik itu berarti tidak baperan, tidak tidak rudet, wajib humoris dan memiliki jiwa sosial tinggi. Anggotanya datang dari berbagai profesi, pengusaha, karyawan swasta, guru dan lainnya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa sosial tinggi, suka bercanda, sudah dewasa / berumah tangga dan peduli terhadap sesama.

Komunitas Paman dibentuk pada bulan Maret 2022, usianya baru satu tahun, kalau meminjam bahasa jaman now itu masih unyu-unyu. Tapi boleh berbangga dalam kurun setahun kebelakang ini sudah puluhan kegiatan sosial dilakukan.

Elis Rohaeti – Penanggung Jawab Acara (foto Irvan)

“Kali ini yang ke 21 kali kami mengadakan acara sosial bertajuk Paman Tukang Besek, yang memiliki arti Komunitas Papa Mama Nyentrik Tukang bersedekah. Kami adakan di Hotel Gino Feruci Jl, Braga di pusat kota Bandung. Kami undang seratusan anak Yatim Piatu beserta pengasuhnya yang berasal dari daerah pinggiran Kota Bandung,” ungkap Elis Rohani yang pada jilid ke 21 ini ditugasi bertanggungajawab terhadap kegiatan. Elis yang memiliki julukan Tante Minimalis sudah setahun ini bergabung di komunitas yang dinilainya sarat dengan misi sosial kemanusiaan untuk membantu sesama.

Lanjut dia, kegiatan Paman kali ini bertajuk Ramadhan Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim. Sasarannya adalah anak-anak yang kurang beruntung, yang sudah tidak memiliki orang tua yang tinggal di pinggiran kota Bandung. Mereka berasal dari Ranca Ekek, Ujung Berung, Cicaheum dan daerah lain di wilayah Bandung Timur.

Salah satu peserta lomba baca puisi (foto Joseph)

Anggota Paman yang juga beberapa diantaranya adalah pegiat pariwisata, membahagiakan anak-anak dengan membawa mereka berkeliling Kota Bandung dengan tiga  bus Pariwisata sumbangan dari PO Teladan dan PO Patriot yang mana kedua PO Bus tersebut sangat concern dengan bidang sosial. Layaknya wisatawan VIP anak-anak tersebut diperlakukan sangat istimewa, mulai dari penjemputan di meeting point, penjelasan kepariwisataan Kota Bandung hingga layanan acara di ruang pertemuan yang nyaman di Hotel Gino Feruci Braga.

Untuk memeriahkan acara, digelar beberapa  perlombaan seperti lomba fashion show baju muslim, lomba membaca surat pendek, lomba adzan, lomba baca puisi dan aneka hiburan yang mengundang gelak tawa anak-anak tersebut.

“Di bulan yang penuh barokah ini, ada kebahagiaan tersendiri ketika kami bisa berbagi dengan mereka, anak-anak yang kurang beruntung, anak disabilitas. Semua bahu membahu untuk menyukseskan acara ini,  berbagi tugas, mencari sponsor, mendata peserta, mencari venue dan lainnya. Semua kami kerjakan dengan senang hati, tanpa pamrih apapun, tanpa mengharapkan imbalan jasa, bahkan selain pemikian dan tenaga kami menyumbang dana juga. Semua ini demi berbagi kebahagiaan dengan mereka,” ungkap Elis Rohaeti yang juga dalam keseharian sebagi Guru Paud dan staf PKBM Binacipta Ujung berung Bandung ini. Seperti diketahui PKBM adalah  Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, yaitu sekolah non formal dimana terdapat Paket Kesempatan A setara SD, B SMP dan C SMA.

Ustadz Herman, memiliki 48 anak asuh yatim piatu (foto Joseph)

Ditemui disela-sela acara, Ustadz Herman salah satu pengasuh dari para anak yatim ini menyampaikan bahwa, sejak tahun 2014 dirinya sudah menggeluti bidang sosial menyantuni anak-anak yatim piatu ini. Hingga kini sudah ada 48 orang anak yang dia santuni. Ustadz Herman yang juga seorang guru ngaji menyeleksi ketat anak yatim piatu untuk menjadi asuhannya dengan terjun langsung ke keluarga yang bersangkutan, melihat perekomian mereka. Karena terkadang niatnya untuk menyantuni ditentang keras oleh pihak keluarga anak yatim piatu tersebut.

“Saya harus berhati-hati dalam membantu mereka, karena saya juga harus mempertanggung jawabkan donasi yang diberikan oleh para donatur untuk disampaikan pada mereka yang benar-benar layak menerimanya,” ungkap Ustadz Herman.

Dikesempatan lain saat berlangsung acara, Fitrya Dwi Sari menambahkan bahwa hal ini sudah menjadi agenda tahunan, dimulai tahun kemarin diinisiasi dengan program bersedekah, jadi memang setiap tahun di Bulan Ramadhan akan selalu mengadakan acara buka bersama bareng anak yatim.

Fitrya Dwi Sari – Guru PAUD (foto Joseph)

Fitri, seorang Guru PAUD yang juga bertindak sebagai Juri lomba baca puisi di acara ini menyampaikan kebahagiaannya bisa menghibur anak-anak, berbagi kebahagiaan dan mendukung kerja team dalam persiapan bingkisan dan santunan terhadap mereka.

“Empati yang diberikan teman-teman dan juga para sponsor bagi anak-anak yatim ini patut diapresiasi sebagai bentuk ketulusan hati dalam berbagi, khususnya di bulan suci ini,” pungkasnya.

Acara yang ditutup dengan pembagian bingkisan dan santunan setelah berbuka puasa bersama, nampaknya membuat wajah anak-anak ini ceria. Kebahagiaan nampak jelas dari tangan yang menenteng bingkisan dan aneka hadia serta langkah-langkah kaki yang ringan menari di atas lantai menuju bus masing-masing yang akan mengantar mereka kembali ke rumah asuh masing masing di malam yang dingin Kota Bandung Hari Selasa (27/04/2022) ini. (Joseph/rn+)