Rajaban, Sebuah Tradisi Khas Cirebon Menyambut Isra Mi’raj

Tradisi Rajaban di Cirebon (foto.merdeka/internet)
Cirebon, rexnewsplus.com – Di jaman now ini yang sudah penuh dengan aneka digitalisasi hampir di semua lini kehidupan, sejumlah tradisi yang menjadi khazanah budaya di Indonesia semakin berkurang. Anak-anak masa kini ‘mungkin’ mengenal budaya dari nenek moyang hanya sebagai cerita yang dibaca, dilihat dari medsos.
Sebagian masyarakat kekinian bahkan sudah tidak lagi melakukan ritual, kegiatan budaya atau bahkan tidak tahu sama sekali. Sebut saja contohnya sebuah kata RAJABAN.
Dari berbagai referensi kata Rajaban berasal dari kata Rajab, yang merupakan salah satu bulan dalam kalender Hijriyah yang digunakan oleh umat Islam. Rajaban memiliki pengertian melakukan sesuatu kegiatan di bukan Rajab.
Tradisi Rajaban yang masih dilakukan di sebagian wilayah Indonesia adalah untuk memperingati Isra Mi’raj, yaitu mengenang perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, di mana beliau melakukan perjalanan yang begitu cepat hanya dalam waktu satu malam dari Masjid al-Haram (Makkah) menuju Masjid al-Aqsa (Palestina) hingga ke Langit Ketujuh, untuk menerima perintah melaksanakan Shalat 5 waktu bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia.
Di Cirebon Provinsi Jawa Barat, dikenal tradisi Rajaban yang biasa digelar setiap tanggal 27 bulan Rajab. Tradisi ini bagi masyarakat Cirebon yang masih menjunjung tinggi nilai agama dan budaya warisan leluhurnya, biasanya melakukan sebuah peziarahan ke makam Plangon.

Pembagian kaca mata gratis dalam rangka memperingati 27 Rajab di Kasultanan Kacirebonan. (foto. Nanang)
“Ya tradisi ngunjung trah ke makam pada Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan yang dianggap sebagai tokoh penyebar agama Islam di Cirebon.” Ujar Raden Mohamad Hafid Permadi, seorang pegiat adat budaya tradisi, pegiat pelestarian situs cagar budaya dan pegiat pariwisata Cirebon.
Menurut dia, setelah ziarah biasanya dilanjutkan dengan tradisi membagikan nasi bogana yang terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning kepada warga keraton, abdi dalem dan masyarakat sekitar.
Selain itu dilakukan kegiatan bakti sosial, kali ini dengan membagikan kaca mata gratis hasil kerjasama Tiara Optikal dan Kesultanan Kacirebonan.

Salah satu sudut kota di Saudi Arabia Senin, 28/02/2022 (foto Fuad Ismail)
Lain halnya dengan Saudi Arabia, tempat dimana Sentral Islam bermula, momen Isra Miraj rupanya tidak terlalu dianggap sebagai moment seperti di Indonesia. Hasil pantauan rexnewsplus.com melalui kontributor di Jeddah, Saudi Arabia melaporkan bahwa suasana di sana seperti hari kerja pada umumnya.
“Disini kami melakukan kegiatan seperti biasa aja, tidak libur seperti di tanah air. Mungkin hanya Indonesia ya yang merayakan Isra Miraj sebagai hari Libur Nasional.” Ucap Fuad Ismail, WNI yang bekerja sebagai tenaga ahli di salah satu perusahaan swasta di Jeddah, Saudi Arabia.
Menurut dia, di Saudi Arabia libur di Hari Jumat. Hari libur nasional Idul Fitri 3 atau 4 hari saja tidak ada cuti bersama, Idul Adha 6 hari, National Day 1 hari, dan terakhir Founding Day libur 1 hari.
“Government sector libur di hari Jumat dan Sabtu. Jadi hari ini, Senin (28/02/2022) kami disini bekerja dan berkegiatan normal” Fuad menambahkan.
Tradisi Rajaban di Tanah Air Indonsia baik dilaksanakan oleh masyarakat kita yang menganut Islam, sebagai pengingat bagi segenap seumat Islam agar tidak lupa akan jati diri dalam menjalani segenap aspek kehidupan, karena semuanya merupakan kasih sayang dan Ridha Illahi. (joseph/rn+)