FESTIVAL JAJANAN MINANGKABAU MENJADI PEMERSATU PERANTAU ASAL MINANG DI BANDUNG

Pengunjung membeli penganan khas minang pada Festival Jajanan Minang di Trans Studio Mall Bandung (foto joseph)

Bandung, rexnewsplus.com – Tambo Cie Uni…..kalimat tersebut kerap kita dengar saat tengah bersantap di sebuah rumah makan. Dalam cucuran keringat dan mulut terasa pedas gurih nikmat, disitulah rasa sajian masakan padang yang sesungguhnya.

Seperti pada siang itu Minggu (26/02/2023) di pelataran parkir barat Trans Studio Mall Bandung ratusan ratusan pemburu kuliner tumpah ruah ingin menikmati sajian khas makanan Minangkabau. Acara yang sudah berlangsung sejak tanggal 23 Februari 2023 lalu akan ditutup pada Minggu 26 Februari 2023.

Ditemui disela-sela acara, Bobi Arianto Ketua Pelaksana acara Festival Jajanan Minang mengatakan bahwa latar belakang penyelenggaraan acara ini untuk memperkenalkan berbagai macam kuliner khas Minangkabau yang jarang ditemukan oleh warga Kota Bandung khususnya dan sebagai ajang mengingatkan kembali pada warga Minang di perantauan.

yang berperan dibalik layar suksesnya acara (foto joseph)

“ Ini kali kedua diselenggarakan di Bandung, tahun lalu pada medio Desember dilaksanakan di tempat ini juga. Melihat respon yang luar biasa kami selenggarakan kembali dan dengan mengusung tujuan bahwa di Sumatera Barat itu banyak berbagai ragam kuliner khas Minangkabau. Selain itu kami juga perkenalkan kembali ragam budaya pertunjukan dan kesenian tradisional Minangkabau,” ungkap Bobi.

Penyelenggara gelaran ini adalah muda-mudi Minangkabau yang berdomisil di seputaran Jabodetabek yang mendapat dukungan penuh dari berbagi komunitas Minang yang ada di berbagai daerah.

Dengan mengusung tema 𝘗𝘦𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘚𝘦𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘯𝘦𝘳 𝘓𝘦𝘨𝘦𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘔𝘪𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘣𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘚𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘶𝘯 𝘔𝘦𝘭𝘢𝘺𝘶,  gelaran ini menggiring pegunjung untuk bisa mengenal sekaligus menikmati berbagai kuliner legendaris dan Tempo Dulu dari para Penjaja Kuliner.

Nasi Kapau sudah terkenal dimana-mana nikmat (foto joseph)

Terdapat 36 booth penyedia masakan tradisional Minangkabau, seperti Lamang Tapai, Goreng pisan dengan ketan, kolak pisang, kolak ubi, lontong gulai paku dan cubadak, lontong pical, sate, pisang kapik, cindua minang, es tebak, soto, nasi kapau, aneka cemilan dan masih banyak kuliner lainnya. Sedangkan untuk minuman disediakan kopi Solok Rajo, Sorbat, Bandrek, daun kawa, air tebu, air aka dan minuman tradisional lainnya.

Selain itu terdapat panggung yang diisi dengan berbagai kegiatan pengisi acara antara lain; Lomba Teh Talua, Lomba Pangua Karambia, Lomba Giliang Lado, Festival Sate 2023, Tarian Minang dan Melayu, Festival Nusantara Marandang, Randai, penampilan Artis-Artis Minang, Talkshow, Permainan Tradisional Minangkabau, Karnaval Muda Mudi Minangkabau, Fashionshow By Designer Minangkabau, Pertunjukkan Musik Tradisional Minang, Permainan KIM.

Salah seorang pengunjung yang senang akan atmosfir minangkabau yang dibangun di Bandung (foto joseph)

Salah seorang pengunjung, Irma, merasakan kebahagiaannya bisa mengunjungi festival kuliner ini. Irma yang sudah merantau bertahun-tahun bersama suaminya merasakan atmosfir yang membahagiakan.

“Tujuan saya ke sini untuk malapeh salero, mencicipi lagi cita rasa masakan padang yang asli setelah puluhan tahun meninggalkan Bukit Tinggi dan menetap di Bandung. Selain itu untuk lebih mengakrabkan lagi dengan saudara-saudari Urang Awak yang basamo merantau di Tanah Pasundan ini,” ujar Irma yang diketahui tinggal di seputaran Sarijadi Bandung.

Pantauan rexnewsplus.com di lokasi acara, pengunjung kebanyakan orang Minang, hal ini menjadikan ajang silaturahim yang baik. Tidak sedikit dari pengunjung yang bukan ras Minang, tetapi karena memang memburu kuliner khas Padang.

“Masakan Padang itu sangat menggugah selera, selama ini saya kenalnya hanya rendang, cincang, telur dadar, tunjang dan beberapa menu, tetapi dengan datang ke festival ini bisa saya temukan aneka masakan yang sebelumnya tidak saya ketahui. Rasanya enak semua, apalagi sate Padang bersaus kuning gaya Bukittinggi, tidak terlalu pedas tapi aroma kunyitnya kuat. Penasaran juga dengan  sate Padang gaya Pariaman yang lebih garang kemerahan warna sausnya, pedas menyengat rasa cabai sangat kuat terasa,” komentar Vita, seorang pengunjung yang diketahui sebagai seorang Guru di salah satu sekolah terkenal di kota Bandung.

rasa yang bukan hanya menggugah selera, tetapi menggugah teriak tambo cie….!! (foto joseph)

Dari jumlah pengunjung dan jumlah penganan yang disajikan, terprediksi nilai transaksi yang terjadi. Salah seorang peserta festival ini mengatakan bahwa omzetnya belasan juta dari berjualan bika tungku, makanan serupa wingko babat kalau kita ke Semarang.

Dengan diselenggarakan festival kuliner semacam ini banyak hal yang diuntungkan, ini pula sebagai penanda bahwa perekonomian semakin baik, tidak ada lagi ketakutan akan covid-19, dengan demikian indeks kebahagian masyarakat akan terukur tinggi.  (joseph/rn+)

 

Bantu kami dengan meng-Klik Iklan yang muncul

 

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *