PERNAH MENJADI TEMPAT SYUTING FILM, INILAH MISTERI LAWANG SEWU SEMARANG
rexnewsplus.com –Lawang Sewu (dalam bahasa Belanda: Het administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij, N.V. te Samarang) atau yang memiliki arti “Seribu Pintu” dalam Bahasa Jawa, adalah bekas gedung perkantoran di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Gedung ini dulunya merupakan kantor pusat Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij/NIS) dan kini dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai museum dan galeri kereta api.
Dibangun dengan desain yang mencakup banyak ruang dan sekitar 1.000 jendela besar yang memberikan kesan “seribu pintu”, meskipun sebenarnya hanya memiliki 429 pintu. Lawang Sewu memiliki jendela besar dan tangga monumental di tengahnya, serta lorong bawah tanah yang menambah kesan misterius.
Hal itu dilakukan untuk beradaptasi dengan iklim lembab dan panas di Indonesia. Dengan banyaknya jendela ini, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin.
Didesain oleh Cosman Citroen, Lawang Sewu mewakili Gaya Hindia Baru, gabungan antara tradisionalisme dan modernitas Belanda, dipengaruhi oleh desain Berlage. Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1919.
Selama masa pendudukan Jepang, Lawang Sewu digunakan sebagai markas tentara Jepang dan tempat penyiksaan dan eksekusi mati dilakukan didalamnya. Setelah kemerdekaan Indonesia, kompleks ini dikelola oleh Djawatan Kereta Republik Indonesia (DKARI) dan ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 1992.
Pada tahun 2009, Lawang Sewu mengalami kondisi memprihatinkan, namun kemudian menjalani renovasi untuk meningkatkan daya tarik wisata. Meskipun ada kekecewaan dari sebagian warga karena perubahan yang dianggap menghilangkan keaslian bangunan, pembukaan kembali gedung pada tahun 2011 menjadi salah satu langkah penting dalam mengembangkan pariwisata Jawa Tengah.
Lawang Sewu juga dikenal karena keangkerannya, Karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu Jepang. Banyak Wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu. Diantara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang Noni Belanda yang melakukan bunuh diri di dalam serta penampakan “hantu tanpa kepala”. Lantai dasar gedung B di huni kuntilanak, dan pocong di tempat bak penyiksaan penjara jongkok.
Cerita misteri ini bahkan diangkat menjadi sebuah film horor pada tahun 2007 berjudul Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak. Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa SMA dari Jakarta yang terjebak di Lawang Sewu. Setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang noni Belanda,
Dengan sejarah yang kaya dan daya tarik mistisnya, Lawang Sewu terus menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik minat baik dari dalam maupun luar negeri.(Najwa/rn+)
Artikel ini diambil dari berbagai sumber
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera di tayangkan. Materi dan photo – photo ( max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi (+62) 87729436180
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!