PULAU BURU SURGA TERSEMBUNYI BEKAS LOKASI PENGASINGAN TAPOL

Pulau Buru di Maluku ( Ahmad Masaul Khoiri / detik.com / foto istimewa )

Rexnewsplus.com – Jakarta – Pulau Buru memiliki keindahan alam yang memukau. Identik sebagai tempat pengasingan tahanan politik G30S. Juga, menjadi nama untuk empat roman karya Pramoedya Ananta Toer.

Pulau Buru merupakan salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku dan masuk dalam daftar Provinsi Maluku. Pulau yang penuh misteri sejarah karena menjadi lokasi pengasingan para tahanan politik pada zaman pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto.

Nama pulau itu dikenal lewat salah satu karya dari penulis Pramoedya Ananta Toer. Dia dibuang ke Pulau Buru dan menjadi tahanan politik di sana. Di antara karyanya, Pramudya menghasilkan empat buku dan dinamai Tetralogi Pulau Buru. Pramoedya menceritakan suasana Pulau Buru saat menjadi tapol.

Baru-baru ini, Pulau Buru kembali diperbincangkan. Gara-garanya, hiasan masjid berupa emas 2,6 kg senilai Rp 3 miliar dicolong. Masjid itu masjid warga.

Penasaran di manakah pulau itu berada dan apa saja fakta menarik Soal Pulau Buru?

Lokasi Pulau Buru

Pulau Buru adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku. Dengan luas 8.473,2 km², dan panjang garis pantai 427,2 km. Menurut data BPS pada tahun 1997, jumlah penduduk Pulau Buru ialah 105.222 jiwa.

Pulau ini dihuni oleh beberapa kelompok etnis, seperti etnis asli, yakni Buru, dan etnis pendatang, yakni Ambon, Maluku Tenggara, Ambalau, Kepulauan Sula, Buton, Bugis, dan Jawa.

5 Fakta Pulau Buru

Nggak cuma menyajikan keindahan alam yang menawan, Pulau Buru ternyata juga menyimpan sejumlah fakta menarik dibaliknya.

1. Lokasi Pengasingan Tahanan Politik

Tahun 1969 hingga 1979, Pulau Buru dikenal sebagai lokasi pengasingan bagi para tahanan politik pada masa Orde Baru di Indonesia. Pulau Buru dijadikan tempat pembuangan para tapol yang diduga kuat terlibat dalam peristiwa G30S/PKI tahun 1965. Pulau ini pun dianggap sebagai gulag (tempat pembuangan) untuk menindas oposisi pada rezim Orde Baru.

Banyak tahanan politik, termasuk penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer, juga diangsingkan di pulau ini. Mereka diasingkan ke Desa Savana Jaya, Kecamatan Waepo, tanpa melalui proses siding terlebih dahulu.

2. Tertuang dalam Karya Tetralogi Pulau Buru

Penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer menjadi salah satu orang yang ikut diasingkan ke Pulau Buru. Ia diduga bersikap oposisi dan melawan pemerintahan Orde Baru. Pengasingan di Pulau Buru tak mematikan kreativitas dari sang penulis, Pramoedya Ananta Toer.

Selama diasingkan ia mampu menulis karya yang bertajuk Tetralogi Pulau Buru. Empat series novel Indonesia, terdiri dari novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

3. Menyimpan Peninggalan Sejarah

Pulau Buru ternyata juga menyimpan peninggalan bersejarah, berupa benteng VOC. Terletak di Negeri Kayeli, Kecamatan Waepo. Benteng ini dibangun oleh Portugis dan direbut oleh Belanda.

Pada 1785 benteng ini dibangun kembali oleh Belanda. Bangunan berbentuk segi empat ini berbahan dasar batu bata. Pernah menjadi saksi biru masa kejayaan Kayeli sebagai pusat pemerintahan Belanda.

4. Punya Keindahan Alam yang Menawan

Pulau Buru memiliki panorama alam yang sangat indah dan masih sangat asri. Mulai dari pantai hingga bukitnya yang menawarkan pemandangan memukau.

Salah satu destinasi wisata andalan Pulau Buru adalah Pantai Jikumerasa yang terletak di Desa Jikumerasa, Kecamatan Lilialy. Pantai dengan pasir putih dan lumba-lumba yang melompat dari air menjadi daya tarik utama dari pantai ini.

Ada juga Air Terjun Waetina di desa Bara, Kecamatan Airbuaya. Air terjun ini memiliki tiga tingkatan yang membentuk sebuah kolam. Airnya pun tampah sangat jernih, ditambah lingkungan yang asri.

Bukit Tatanggo juga oke untuk traveler yang mau menikmati momen matahari terbenam di Pulau Buru. Oke banget jadi tempat healing.

5. Ada Danau Keramat nan Indah, Danau Rana

Pulau ini ternyata nggak hanya menyimpan wisata yang indah, namun juga konon keramat. Salah satunya ada Danau Rana, danau yang terletak di ketinggian sekitar 700 MDPL.

Danau yang dinobatkan menjadi danau terbesar di Provinsi Maluku ini juga menjadi salah satu pusat peradaban budaya di Pulau Buru. Danau Rana dikenal keramat oleh masyarakat sekitar.

Kekayaan budaya dan kearifan lokal setempat menjadi sisi menarik dari Danau Rana. Traveler tak hanya menikmati keindahan danau tapi juga belajar tentang peradaban di sekitar danau yang masih lestari. ( Ni Made Nami Krisnayanti / Alya / rn+)

 

Artikel ini telah diterbitkan di halaman travel.detik.com dengan judul “Pulau Buru Surga Tersembunyi Bekas Lokasi Pengasingan Tapol”

 

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera di tayangkan. Materi dan photo – photo ( max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi  (+62) 87729436180

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *