TRAVEL PATERN TENGAH DISIAPKAN UNTUK MEMACU KEMAJUAN PARIWISATA CIREBON RAYA
Cirebon, rexnewsplus.com – Siapa tidak kenal Cirebon ? Julukan Kota Udang sudah didengar sejak di bangku Sekolah Dasar.
Cirebon pada awalnya merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Tarumanagara, lalu menjadi salah satu bagian dari Kerajaan Galuh. Setelah berdirinya Kesultanan Demak,Wilayah Cirebon masuk dalam wilayah Kesultanan Demak, sehingga banyak Pasukan Demak yang menetap di wilayah Pantura Jawa Barat, seperti Cirebon, Indramayu, karawang, Jakarta dan Serang. Hal ini merupakan awal dari proses penyebaran Agama Islam di wilayah Utara Pulau Jawa.
Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain Tarling (gitar dan suling), Tari Topeng Cirebon, Wayang Kulit Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung, dan Sandiwara Cirebonan.
Dari sisi kriya, Cirebon memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan, dan Batik. Hal menarik dari Batik Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Cirebon merupakan hub atau pertemuan jalur utama di Pulau Jawa, yakni jalur utara serta tengah Jawa yang menghubungkan kedua kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya serta kota-kota besar lainnya di wilayah Jawa Tengah dan Jogyakarta. Stasiun Cirebon merupakan salah satu lintasan Kereta Api tersibuk. yang melayani kereta api antar kota maupun aglomerasi seperti Stasiun Arjawinangun, Babakan, Tanjung di lintas utara, dan Ciledug di lintas Tengah.
Dengan dibangunnya Tol, Cirebon mudah diakses melalui Jalan Tol Trans-Jawa di segmen Cikopo–Palimanan dan Palimanan–Kanci yang membentang dari Pelabuhan Merak di Kota Cilegon, Banten sampai dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tol Cisumdawu menambah kesibukan lalu litas Cirebon yang menghubungkan Kota Bandung kurang dari 2 jam saja.
Obyek wisata dan penunjang kepariwisataan di Cirebon dinilai sudah sangat memenuhi syarat, salah satunya untuk Wisata Ziarah Sunan Gunung Djati yang sangat terkenal dengan program Wali Songo.
Selain itu berbagai obyek Wisata Ziarah antara lain, Situs Batu Tulis huludayeuh, Petilasan Cimandung, Situs Pasanggrahan Balong Biru, Balong Keramat Tuk, Makam keramat Megu, Situs Lawang Gede, Makam Nyi Mas Gandasari, Makam Syekh Magelung Sakti, Makam Talun, Makam Buyut Trusmi, Makam P. Jakatawa dan Syekh Bentong.
Wisata Alam
Bukit Ciperna, Situ Sedong, Banyu Panas Palimanan, Hutan Wisata Plangon, Setu Patok, Cikalahang, Wana Wisata Ciwaringin.
Melihat begitu banyak potensi wisata di wilayah Cirebon yang bisa lebih dikembangkan, Senin ( 22/04/2024) lalu beberapa Pengurus DPP ASTINDO mengunjungi Cirebon untuk melihat sebagian potensi tersebut.
Pauline Suharno, Ketua Umum DPP ASTINDO didampingi Heben Ezer – Ketua Bidang Wisata Inbound & Domestik DPP ASTINDO, Madeleine Sophie – Ketua Bidang Humas DPP ASTINDO hadir secara langsung melihat situasidan kondisi lapangan beberapa lokasi wisata, Hadir pula dalam pada itu, Imas Kurniawati – Ketua DPC ASTINDO CIAYUMAJAKUNING (Cirebon Indramayu Majalengka dan Kuningan) beserta beberapa pengurus dan anggota, Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar kab. Cirebon, Kepala Bidang Ekraf & Pariwisata Disporapar Kab. Kuningan, PHRI Kab Cirebon dan Susanty Widjaya, C.F.E, pemilik Obyek Wisata Kampung Sabin.
Bertempat di sebuah obyek wisata kekinian, Kampung Sabin yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon, dialog hangat dan produktif menghasilkan kesepakatan untuk membuat Kolaborasi antara Stake Holder Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon dengan ASTINDO yang mana pelaksanaannya akan dilakukan oleh para Anggota Astindo wilayah Ciayumajakuning untuk membuat Paket Wisata Cirebon Raya yang berkelanjutan.
Dihubungi melalui jaringan telepon, Heben Ezer mengungkapkan bahwa ide kreatifnya bermula dari pengamatannya tentang PT KAI, bahwa Cirebon ini merupakan hub kereta api jalur Utara dan Selatan.
“Coba bayangkan, sekian puluh titik dari kota-kota besar dan kecil di Pulau Jawa bisa terhubungkan dengan Kereta Api. Jadi kami mengajak minimal para anggota ASTINDO di Pulau Jawa bisa membuat paket wisata memakai Kereta Api dengan starting ataupun ending di Cirebon. Selain pelayanan PT KAI sekarang sangat baik potensi wisata di sekitar Cirebon sudah layak jual,” ungkap Heben.
Dari pertemuan tersebut disepakati untuk Pembuatan paket wisata konsorsium, – Kurasi Travel Pattern di Cirebon Raya dan Perencanaan event untuk mendatangkan wisatawan domestic dan manca negara ke Cirebon Raya.
“Alhamdulilah Kampung Sabin bersedia menjadi basecamp, tempat berkumpul untuk sharing pariwisata bagi para Anggota DPD Astindo dan komunitas pariwisata lainnya di wilayah Ciayumajakuning,” kata Imas Kurniawati dalam pesan singkat Whatsapp.
Lanjut Imas, Susanty Widjaya, C.F.E, pemilik Obyek Wisata Kampung Sabin sangat mendukung semua kegiatan pariwisata di wilayah Cirebon, untuk itu pihaknya mengharapkan dukungan, referensi tamu kunjungan serta masukan positif untuk pembenahan dikemudian hari.
Gerakan berwisata di Indoesia Aja yang pernah digaungkan sudah dilaksanakan oleh para anggota Astindo sesuai arahan Ketua Umumnya, khusus untuk wilayah Ciayumajakuning kini dengan giat dan sungguh-sungguh berkolaborasi aktif dengan melibatkan stake holders lain (vendor hotel, transport, destinasi, dll) secara teknis terkait paket wisata kolaborasi KAI , Astindo & Kemenpar.(Joseph/rn+)
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 877-2943-6180
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!