PEMBALAP SIRKUIT MANDALIKA HADIR DI VIRTUAL TOUR TARUNA BAKTI

Model pembalap Sirkuit Mandalika – foto jodi

Bandung, rexnewsplus.com – Bagi yang sempat melihat tayangan kartun Dora Emon, ada sebuah percakapan antara Nobita, Suneo dan Giant, dikatakan Giant bahwa antara 10 sampai 20 lagi nanti belajar tidak perlu datang ke sekolah, tetapi bisa dari rumah, kebun, dapur, sambil makan bahkan sambil tidur.

Itu percakapan yang dibuat pada tahun 1991. Entah memang pencipta film kartun kucing robot itu sudah memprediksikan atau kebetulan. Tetapi pada kenyataannya memang itu terjadi.

Proses belajar mengajar selama masa pandemi Covid-19 ternyata sesuai apa yang dikatakan tokoh Giant, belajar dari rumah dengan menonton di layar. Kejadian ini sudah berlangsung selama lebih dua tahun dan hingga saat ini masih dengan pola daring dan tatap muka.

Dalam kalender akademik, pihak sekolah biasanya sudah menyusun untuk acara belajar di luar lingkungan sekolah, mengunjungi industri atau institusi sesuai bidang pelajaran yang diselipi kunjungan ke obyek wisata sebagai refresh bagi para siswa.

Namun situasi pandemi yang belum lagi reda, dimana berbagai varian virus corona ini masih bermunculan, membuat pihak sekolah berfikir keras karena harus tetap menyelenggarakan kunjungan studi lapangan.

Langkah cerdas diambil oleh Sekolah Taruna Bakti Bandung. Kondisi yang masih dilingkupi segala keterbatasan memunculkan ide untuk penyelenggaraan perjalanan tersebut secara virtual.

Kegiatan virtual tour dalam dua tahun belakangan ini semakin populer, fasilitas zoom dan beberapa aplikasi lain rupanya sangat mendukung untuk kegiatan secara realtime. Maka langkah bijaksana pun diambil oleh SMA Taruna Bakti Bandung.

Aliyustati, S.Psi.,M.Pd Ketua Panitia – foto joseph

“ Kegiatan tahunan ini kami namakan dengan Ekskursi Wisata Akademik yang ditujukan bagi para siswa kelas XI, untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan di kelas sesuai dengan bidang ilmu ke-IPA-an atau ke-IPS- annya di lapangan, “ ujar Aliyustati, S.Psi.,M.Pd sebagai ketua panitia acara, ketika ditemui awak rexnewsplus.com ditengah acara Virtual Tour ini, Kamis (17/03/2022).

Lanjut dia, namun dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, kegiatan tersebut dilakukan secara virtual tanpa mengurangi substansi materi pembelajaran. Diharapkan dengan hal ini siswa semakin bertambah wawasan, pengetahuan, makin percaya diri, bertanggung jawab, dan bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

“Ekskursi tahun ini secara virtual, yang mana kami sudah bekerja sama dengan vendor tours travel melalui tahapan seleksi berdasarkan kriteria yang ketat. Kami melakukan Virtual Tour dengan sebuah rangkaian cerita / itinerary dengan mengunjungi Lombok, Korea Selatan, Nepal dan Switzerland. Semuanya berlangsung secara live streaming dan realtime. Vendor sudah mengatur dengan masing-masing local guide di negara tersebut melalui hubungan Zoom. Pemilihan keempat destinasi tersebut merupakan hasil diskusi secara demokratis dengan para siswa dan guru.” Aliyustati, S.Psi.,M.Pd yang dikenal dengan nama Ibu Vita ini menerangkan.

Seorang Siswi berbakat tandem dengan MC saat live streaming – foto joseph

Sampai berita ini diturunkan, acara tengah berlangsung dalam keseruan interaktif dari studio mini di aula Taruna Bakti. Terlihat seorang Tour Leader dengan gaya kocak menghibur, tengah menampilkan sosok seorang pembalap Sirkuit Mandalika sesaat setelah local guide selesai menjelaskan situasi terkini dan sejarah pembangunan Mandalika. Sosok pembalap tersebut adalah salah seorang siswa yang menjadi model di green screen yang sontak mendapat sambutan yang riuh dari sejumlah 265 peserta zoom meeting dan yang berada di studio.

Lokal Guide Korea rupanya mendapat sambutan yang antusias, dimana demam KPop dan Drakor masih melanda Indonesia. Penjelasan tentang Negara Korea dan model cantik yang mengenakan baju Hanbok dari Istana Gyeongbok tentunya sangat menarik perhatian peserta. Apalagi saat reportase berlangsung ada acara pergantian petugas penjaga Istana.

Demo memasak mie ramyun dari Studio dan rumah – foto joseph

“Yang cukup menjadi daya tarik juga adalah ketika sesi memasak mie ramyun dan menikmati makanan tersebut secara bersama-sama baik di rumah dan di studio. Beberapa hari sebelumnya kami sudah membagikan panci dan mie ramyun tersebut ke masing-masing siswa. Bukan hanya siswanya yang senang, tetapi bundanya juga ikut senang dapat panci” ujar Vita sambil tertawa.

Dalam Virtual tersebut juga ditampilkan secara live dari studio, seorang pelaku pendakian ke Mount Everest Nepal. Banyak hal yang menjadi catatan para siswa bila ingin mendaki gunung. Perlu waktu minimal 4 bulan untuk bisa mencapai puncak Everest, karena banyak latihan yang harus dilakukan, terutama melatih menyesuaikan tubuh dengan hawa dingin, tipisnya oksigen, pantulan cahaya matahari dan banyak hal lain.

Sebagian panitia yang bekerja keras dibalik layar untuk acara Virtual Tour – tangkapan layar Joditama Leisure

Disela-sela acara juga sejenak dalam suasana khidmat, mengheningkan cipta bagi 3 orang alumni Taruna Bakti yang tewas ketika melakukan pendakian di Mount Everest. Pertalian batin yang kuat dalam suasana keharuan tercipta saat mengenang mereka. Teriring doa pada Yang Kuasa untuk ketenangan para alumni yang sudah mendahului.

Acara virtual tour ini ditutup dengan streaming menarik langsung dari kota Zurich – Switzerland. Local guide yang ternyata WNI yang sudah belasan tahun tinggal di sana, melalui tayangan video yang telah diambil beberapa hari lalu, menjelaskan bagaimana kota Zurich dan Negara Swiss ini sangat cantik, aman dan ramah. Tampilan gambar pemandangan kota, ketika naik kereta api disampaikan diiringi komentar penjelasan.

Perbedaan waktu antara Bandung dengan Zurich adalah 6 jam, guide membuktikan dengan berjalan keluar rumah, memperlihatkan situasi lingkungan rumah yang masih gelap gulita.

Tour Leader yang bernama Badru dengan iseng menanyakan pada Lokal Guide di Zurich, apakah dalam suasana gelap itu di Zurich tidak ada pocong ?

Sontak seluruh peserta zoom dan di studio tertawa. Aya aya wae si Akang. (joseph/rn+)