UBUD BALI TERNYATA ADA JUGA DI GARUT
Garut, rexnewsplus.com – Di Bali ada sebuah desa yang asri, tenteram, damai. Namanya Desa Ubud, sebagai salah satu destinasi wisata bagi turis mancanegara maupun domestik. Keindahan alam, keramahan penduduknya menginspirasi untuk dibuat di Garut, jadi bagi masyarakat yang belum ada kesempatan datang ke Bali setidaknya bisa mengenal dahulu suasana tersebut.
Antapura De Djati, demikian destinasi wisata teranyar di Garut ini diresmikan oleh Wakil Bupati Garut, dr.Helmi Budiman, Minggu (06/02/2022). Wahana keluarga sebagai destinasi wisata spot selfie, Resto dan Cafe ini berada di wilayah Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut Jawa Barat.
Ketika kita menginjakan kaki di kawasan ini, akan terasa suasana alam yang sejuk, damai, tepat sekali untuk healing istilah anak kekinian. Kesan Bali sangat terasa, dimana pesawahan yag terbentang ditata apik sehingga suasananya mirip dengan Desa Ubud di Bali. Tak berlebihan bila tempat ini disebut Ubudnya Garut.
Reporter rexnewsplus.com Kunkun Solehudin, mencoba menyambangi tempat itu. Memang terasa nyaman, tenteram dan damai, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Fikri Salahudin, Direktur Utama Antapura De Djati menyambut dengan ramah.
Dikatakan dia, bahwa pada awalnya tempat ini hanya sebagai tempat istirahat keluarga, tempat rehat di kala week end. Akan tetapi dari perbincangan secara intens dibuatlah sebuah destinasi wisata yang besar seperti ini dari rencana semula hanya tempat makan saja.
“Secara bertahap kami buka wahana-wahana selfie, spot yang berbayar sementara ini antara lain Spot Balon Udara, Spot Sepeda, Spot Ayunan. Tetapi yang tidak berbayar banyak sekali, pengunjung bisa sepuas hati berfoto” ujar Fikri.
Bagi Fikri, spot foto gratis tersebut sebanding dengan tiket masuk seharga IDR 25.000 per orang dan diharapkan para pengunjung ini akan mengkonsumsi atau membeli makanan dengan berbagai menu sunda khas Cibiuk Resto. Bagi kaum milienial tersedia tempat untuk kongkow dan ngopi cantik di Aksen Coffee dengan suasa persawahan yang asri.
Harga makanan dan minuman yang ditawarkan wajar terukur dengan kenikmatan yang diraih. Cita rasa yang nikmat dan pemandangan indah dengan suasana asri sungguh sebanding.
“Kepemilikan tanah ini adalah milik keluarga, namun sebagian tanah disini milik warga setempat yang kita sewa, namun pengolahan dan hasilnya kami kembalikan lagi pada pemiliknya. Tentunya ini merupakan simbiosis mutualisme ” katanya.
Luas tanah yang dipakai untuk destinasi ini sementara baru 1 hektar dari 3 hektar yang tersedia, namun secara bertahap pembangunan akan terus dilakukan untuk pengembangan lebih baik. Namun bagi Fikri saat ini konsentrasinya untuk memanjakan pengunjung melihat pemandangan bentang alam yang asri, sebab bila seluruh lahan dibangun tidak dapat view yang didambakan pengunjung.
Kapasitas pengunjung bisa mencapai 1.000 orang, akan tetapi dimasa pandemi ini berlaku sistem reservasi, artinya bagi pengunjung harus booking tiket masuk dahulu melalui aplikasi di instagram, lalu setelah mendapat konfirmasi dari admin bisa melakukan kunjungan dengan durasi maksimal 3 jam. Jumlah pengunjung dibatasi per sesi 200 – 300 orang.
Manajemen mempekerjakan warga sekitar, mulai dari pengaturan parkir hingga tenaga administrasi. Warga sekitar nampak antusias dan meyambut baik dengan kehadiran destinasi wisata baru ini, sebab dengan demikian perekonomian kembali bergeliat setelah terpuruk diterpa pandemi Covid-19.
Salah seorang komisaris, Ibu Ratu, berharap kiranya pandemi covid ini segera berakhir dan perekonomian bisa segera pulih dan juga pengembangan pembangunan bisa segera dilaksanakan, dengan demikian pihaknya bisa membantu mengangkat kearifan masyarakat setempat pula.
Jam operasi Antapura De Djati ini dimulai pukul 08.00 hingga 20.00 WIB setiap hari. Untuk sementara hanya kendaraan kecil sampai type Elf atau Hi Ace saja yang bisa merapat ke lokasi. Bagi pengunjung rombongan yang menggunakan bus akan di siapkan lokasi parkir dan akan di transfer ke lokasi. (joseph/rn+)