VIOLETTA : Bandung it’s my dream… not Cappadocia…!
Bandung, rexnewsplus.com – Bagi Violetta, Mahasiswi Universitas Udayana Bali, ini adalah kali pertama menginjakan kakinya di Kota Kembang Bandung. Kota impian sejak kecil itu seakan menjadi antonim kalimat dalam percakapan sebuah sinetron, Bandung it’s my dream… not Cappadocia…!
Gadis mungil berkulit putih ini sangat fasih berbahasa Inggris, banyak istilah English yang dia ucapkan ketika berbincang dengan awak rexnewsplus Kamis (19/05/2022) di selasar Pendopo Tony Soewandito Politeknik Bandung saat menunggu pengumuman penganugerahan juara lomba KPI 12.
Bagi Violetta, mengikuti ajang lomba KPI – Kompetisi Pariwisata Indonesia ini untuk bisa melatih diri sendiri, untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri, terutama saat berbicara di depan orang banyak itu bukan hal yang mudah.
“Terutama juga ingin menyumbangkan prestasi pada Universitas dan Puji Tuhan sekali bila diberi kesempatan untuk memenangkannya,” ujarnya ceria.
Bagi Violetta, untuk mengikuti ajang KPI ini banyak hal yang harus diperjuangkan dan disiapkan. Switching dari Online ke Offline memerlukan persiapan matang baik dari segi mental, abilities hingga pendanaan.
“Tetapi Puji Tuhan sekali dari Fakultas sangat support dalam hal preparation, dari para dosen sangat membantu dalam berkonsultasi untuk menghadapi lomba. Hal yang membuat kami merasa excite adalah sikap panitia yang sangat humble dan helpful memberikan bantuan, petunjuk, informasi perihal keperluan kami yang berasal dari luar Bandung dalam mengikuti KPI 12 ini,” ungkapnya.
Perihal competitor lomba, Violetta secara jujur mengakui bahwa mereka sangat hebat, unpredictable. Istilah jaman now para peserta itu memang terpilih yang terbaik dari yang terbaik di kampusnya. Bukan kaleng-kaleng, dari cara penyampaian baik, comprehensive nya juga baik, dari segi pelafalannya sangat baik juga. Lawan dari universitas lain bagus-bagus dan tingkat persaingannya ketat sekali. Untuk itulah dia setuju bahwa ini ajang sangat bergengsi dalam kompetisi di bidang pariwisata
“Menurut saya untuk penjurian dan para juri sangat credible dan profesional, bagaimana mereka memberikan saran dan kritik juga sangat membangun, selalu memberikan sikap optimistis,” tutur Violetta ketika ditanya soal penjurian.
Saat menghadapi competitor yang dirasakan Violeta secara pribadi sebenarnya lebih ke tidak mau melihat mereka sesunguhnya, karena untuk mengendalikan nerveus sendiri sudah cukup sulit. Mungkin dari cara menghadapi kendala itu dia mulai mempelajari para pesaing itu ada kelebihan di bidang tertentu dan dijadikan pelajaran untuk kedepannya.
Yang selalu diingat oleh Violetta saat mengikuti lomba adalah petuah dari para Dosen Pembimbingnya yang selalu membangun kepercayaan diri.
“Percaya diri saja, percaya sama diri kamu sendiri, Then Do your best dan jangan terlalu berekspektasi terlalu jauh. Para Dosen lebih ke memberi motivasi dan kita untuk melakukan yang terbaik saja begitu,” terang Violetta.
Violetta sangat mengapresiasi kinerja panitia, dia sangat berharap bisa bertemu lagi di tahun 2023 pada KPI 13 dengan lebih banyak lagi mata lomba yang dipertandingkan, sehingga lebih banyak lagi teman-teman mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri yang ikut.
“Semoga persiapan panitia mendatang jauh lebih baik dari yang sekarang yang sudah sangat baik, well organized, selalu tepat waktu, humble dan informatif. Saya menghimbau perguruan tinggi pariwisata lain di Indonesia bisa ikut di KPI 13 tahun depan. Semoga Polban bisa menginspirasi yang lain untuk bisa menyelenggarakan event bergengsi seperti ini,” pungkasnya. (kunkun solehudin/joseph/rn+)
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi