KASUS KECELAKAAN BUS DI SUBANG DAN REAKSI PEMERINTAH TERHADAP STUDY TOUR

Kunjungan studi tour ke destinasi wisata (foto dok pradirama)
Bandung, rexnewsplus.com – Buntut dari terjadinya kecelakaan bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, di kawasan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/05/2024) lalu, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menginstruksikan agar kegiatan study tour di lakukan di dalam kota saja.
Penegasan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pada tanggal 12 Mei 2024 yang meminta seluruh Bupati dan Wali Kota memperketat kegiatan Study Tour di lingkungan pendidikan jenjang Pra Sekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah di wilayah Jawa Barat.
Ada tiga poin dalam SE tersebut, Bey Machmudin meminta agar Kepala Daerah/Wali Kota memperhatikan pelaksanaan study tour.
Pertama, kegiatan study tour satuan pendidikan diimbau untuk dilaksanakan di dalam kota pada lingkungan wilayah Provinsi Jabar. Yakni, melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan.
Termasuk, destinasi wisata edukatif lokal, yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Provinsi Jabar.
Kecuali bagi satuan pendidikan yang sudah merencanakan dan melakukan kontrak kerja sama study tour yang dilaksanakan di luar Provinsi Jabar dan tidak dapat dibatalkan.
Kedua, kegiatan study tour memperhatikan asas kemanfaatan serta keamanan bagi seluruh peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan.
Yaitu, dengan memperhatikan kesiapan awak kendaraan, keamanan jalur yang akan dilewati. Serta berkoordinasi dan mendapatkan rekomendasi dari dinas perhubungan kabupaten/kota terkait kelayakan teknis kendaraan.
Ketiga, pihak satuan pendidikan dan yayasan penyelenggara study tour melakukan koordinasi dengan memberikan surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan sesuai kewenangannya.

Pradipta Dwitya Nugraha,S.Par,M.M., Direktur Pradirama Ez Indonesia Tours Travel Bandung (foto ditto/istimewa)
Mensikapi SE tersebut, Pradipta Dwitya Nugraha,S.Par,M.M., Direktur Pradirama Ez Indonesia Tours Travel di Bandung mengungkapkan bahwa menurutnya , seharusnya jangan diperketat programnya, tetapi dari institusi terkait, dalam hal ini dinas perhubungan juga hendaknya support cek semua unit armada wisata, baik yang layak jalan dan tidak layak jalanya agar diberi tanda lebih jelas.
“… lalu setiap sekolah jangan hanya ingin murah tetapi mesti melihat juga kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh traverl agent yang bekerja sama,” ujar pengusaha muda yang akrab disapa Ditto ini saat dihubungi pertelepon, Senin (13/05/2024)
Saat ditanya masih relevan dan perlu tidak program study tour itu dilaksanakan, Ditto menegaskan bahwa kegtan tersebut sangat positif, bisa dikatakan sebagai sarana edukasi dan penghilang jenuh dari kegiatan belajar mengajar.
“Disini perlunya ada sebuah Biro Perjalanan yang perannya memberikan pelayanan maksimal dengan menjamin semua pendukung pariwisata mulai dari akomodasi, transportasi, konsumsi sesuai standar perjalanan wisata yang baik,sesuai aturan yang berlaku,, sehingga maksud dan tujuan kegiatan tersebut tercapai,”jelas pria bertubuh subur ini.
Ditto mengungkapkan bahwa masih banyak oknum guru / kepala sekolah / perorangan yang mengadakan / mengatur / menyelenggarakan perjalanan studi tour secara mandiri dengan pertimbangan biaya lebih murah.

penanganan yang baik oleh travel agent yang berpengalaman dan profesional membuat wisatawan happy (foto dok pradirama/istimewa)
“Yang jelas law enforcement dari pemerintah masih sangat lemah, tidak melindungi Biro Perjalanan yang memang secara resmi dan tersertifikasi untuk penyelenggaraan perjalanan wisata. Sebaiknya dipercayakan saja kepada travel agent resmi, berijin, terafiliasi pada organisasi resmi kepariwisataan. Sehingga standar layanan akan terpenuhi karena profesionalitas dan jaringan kerja yang sudah terpercaya,” pungkas Ditto.
Dihubungi melalui pesan singkat Whatsapp, Ir. Joko Sucahyono yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPD ASTINDO Jabar mengatakan bahwa pada dasarnya pihaknya mendukung apa yang menjadi himbauan kepala daerah.
“Untuk study tour di Jawa Barat sih nggak masalah, betul untuk mendukung perekonomian di Jawa Barat, tetapi pengelola destinasi yang ada di Jawa Barat juga harus mendukung dengan memberikan pelayanan yang baik, atraktif, menarik, edukatif, aman dan nyaman. Tapi jangan dipungkiri bahwa warga Jawa Barat juga perlu wawasan lebih luas untuk melihat destinasi diluar Jabar dan bisa menjadi bahan studi Banding. Contohnya, mengapa lebih banyak yang mengunjungi Yogyakarta dan Bali misalnya, hal ini yang harus menjadi bahan evaluasi juga Dinas Pariwisata Jabar,” tulis Joko pada redaksi rexnewsplus.com.
Joko pun menggarisbawahi dalam hubungannya dengan kejadian kecelakaan bus di Subang, hendaknya pihak sekolah harus memilih travel agent yang berijin dan profesional sehingga dalam pemilihan destinasi, akses , sarana transportasi, akomodasi dan konsumsi terutama serta hal lainnya bisa sesuai dengan ekspektasi. Seluruh pelayanannya dapat dipertanggungjawabkan.
“Tetapi mirisnya masih terdapat banyak pihak sekolah yang mencari biaya yang murah tanpa memperhatikan pelayanan yang mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan,” pungkas Joko. (allya/joseph/rn+)
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera di tayangkan. Materi dan photo – photo ( max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi (+62) 87729436180
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!