Ternyata Ticketing Officer Semakin Banyak Dicari
Jakarta, rexnewsplus.com – Seiring dengan era digital yang memaksa hampir semua industri harus bermigrasi ke digital system, apalagi industri penerbangan yang sangat sarat dengan kecanggihan dan kemutakhiran, menjadi industri terdepan yang mempelopori penggunaan digitalisasi. Maskapai penerbangan Nasional Garuda Indonesia, sudah mulai menggunakan Computer Reservation System diera 70-an sebelum adanya internet, sebagai media untuk reservasi pemesanan tempat duduk di pesawatnya, menggantikan media konvensional.
Electronic Ticket mulai diperkenalkan awalnya oleh para maskapai penerbangan internasional mulai tahun 2000 an, sejak itu Travel Agent tidak memerlukan paper ticket stock lagi dari International Air Transport Association (IATA), karena sudah menggunakan Digital Ticket atau soft copy ticket yang diberlakukan.
Memasuki era digital, bukan saja para maskapai yang memasarkan tiket-tiketnya menggunakan media digital, namun Travel Agent Online bermunculan yang menjadi mitra Airlines, yang tujuannya untuk memberi kemudahan bagi calon penumpang untuk memesan dan membeli ticket penerbangan.
Travel Agent konvensional yang penjualannya didominasi oleh penjualan Ticket Penerbangan, tersisihkan oleh para Online Travel Agent (OTA) yang memberikan fasilitas kemudahan, apalagi dengan gimmick harga yang lebih murah karena perannya telah menjadi wholesaler.
Pengamat praktisi beranggapan bahwa di Travel Agent Konvensional dan Semi Digital sudah tidak mengutamakan lagi Divisi Ticketing, karena sudah di ambil alih oleh online system, baik dari Airlines maupun Wholesaler OTA.
Ternyata anggapan tersebut tidak benar menurut Sjachrul Firdaus – Direktur Eksekutif ASTINDO. Sjahrul telah melakukan penelitian pada industri Travel Agent bahwa Divisi Ticketing masih ada dan justru diperlukan oleh para Travel Agent, baik yang konvensional, semi digital, bahkan oleh Online Travel Agent (OTA) maupun IT Companies yang mem-back up Travel Online International ataupun Platform nya.
Dibelakang online system digital itu tetap diperlukan manusia sebagai Ticketing Officer, yang bukan sekedar mengawasi atau memperbaiki permintaan-permintaan atau enquiries atau request dari pelanggan yang tidak dapat dibaca oleh system. Hal tersebut karena heterogennya variable product yang sepertinya masih sulit dibaca oleh system.
Selain itu para pelanggan Corporate Travel Agent, walaupun sudah di fasilitasi dengan media digital, namun tidak dapat mengandalkannya untuk kecepatan problem solving yang sering dihadapi pada waktu membuat Travel Arrangements.
“Dengan kata lain SDM Ticketing Officer yang Kompeten masih sangat diperlukan, bahkan saat ini pasca pandemi mereka sedang banyak dicari oleh Travel Agent besar, mereka dibutuhkan karena sudah meningkatnya permintaan pelayanan dari pelanggan corporate-nya” tutup Firdaus yang juga sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi pada industri Jasa Perjalanan Wisata. (SF.Solution/joseph/rn+)
Bantu kami dengan meng-Klik Iklan yang muncul
Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi