PESONA BUDAYA HUMANIORA KEPULAUAN PENGHU TAIWAN

Kuil Tianhou (foto istimewa)

Wilayah Penghu semenjak pembangunan pemerintah dan perkembangan Dinasti Yuan hingga sekarang telah berusia tujuh ratus tahun lebih, merupakan wilayah dengan pembangunan pemerintah dan perkembangan yang paling awal di seluruh Taiwan.

Saat itu termasuk dalam afiliasi Kabupaten Jinjiang, Prefektur Quanzhou, Provinsi Fujian. Sejarah perkembangan ini membuat budaya dan sejarah orang Penghu terlihat makin beraneka ragam dan kaya. Oleh karena itu, baik Jalan Tua Zhongyang, Kuil Tianhou Penghu dengan sejarah lebih dari empat ratus tahun dan reruntuhan medan perang kuno Kota Guangxu, ataupun budaya kehidupan rakyat tradisional dan lanskap budaya humaniora lainnya, semuanya membuat rupa kuno Penghu ini menampilkan pesona yang berbeda.

Arsitektur Heyuan Penghu dan gaya pemukiman dipengaruhi oleh gaya arsitektur Minnan, serta menjunjung filsafat tradisional Cina sikap yang tidak bias, eklektik, dan harmonis. Dengan bagian tengah sebagai poros pusat, naga pelindung yang berdiri simetri pararel di depan kiri dan kanan, bersama dengan gerbang atau koridor gerbang dengan bentuk bervariasi di depan terhubung menjadi bangunan tempat tinggal bergaya Heyuan.

Erkan Xiyu adalah kawasan konservasi pemukiman kuno seluruh Taiwan (foto istimewa)

Bangunan rumah dibangun menjadi pemukiman dengan mengikuti etika urutan susunan terdahulu. Erkan Xiyu adalah kawasan konservasi pemukiman kuno seluruh Taiwan, yang paling representatif yaitu Zhongshe Wang’an dan Gucuo Shagang Huxi yang kaya akan lanskap budaya.

Budaya kehidupan rakyat Penghu, lapisan demi lapisan mengukir keteguhan orang Penghu yang tidak berkompromi dengan tantangan alam. Juga karena ini, kepercayaan terhadap langit bumi dan alam menjadi fokus inti dari orang Penghu.
Hal ini dapat dilihat dari meskipun hanya ada 97 desa di seluruh kabupaten, tetapi terdaftar ada lebih dari 180 kelenteng, vihara Buddha, gereja.

Kepercayaan “Shigandang” yang distribusinya paling rapat di seluruh Taiwan, pertahanan dengan semangat batalion di sekitar kelenteng dan pemukiman desa, ritual agama dan budaya rakyat, dinding batu pelindung tanaman yang dibangun dari batu koral (terumbu karang), tambak batu yang bertumpuk, serta pemukiman penduduk bergaya Heyuan, saling terjalin menjadi aset budaya Penghu yang berlimpah. (Joseph/rn+)

Artikel diambil dari :

Penghu National Scenic Area Headquarters, tourist Administration, MOTE

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 81320-97-9339

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *