THOMAS COOK DIJULUKI BAPAK PARIWISATA DUNIA
Sapa Pariwisata – 4
Oleh: Paul Edmundus Talo
Pariwisata di zaman Belanda dimulai dari Batavia atau sebelumnya disebut Sunda Kelapa. Ini terjadi tahun 1910. Ketika kita belajar sejarah di zaman Sekolah Dasar, mungkin sebagian pernah belajar di Sekolah Rakyat seperti saya pada tahun 1950-an, armada perdagangan Portugis masuk di pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1511 dan armada Belanda tiba di Sunda Kelapa tahun 1596. Tentulah orang-orang bule itu sdh jalan-jalan ke sana kemari sambil angkat kepala, lirik sana lirik sini. Hanya saja ketika itu yang jalan-jalan dan lirik-lirik itu belum disebut turis. Turis baru tercatat dalam kamus bahasa Inggris tahun 1811. Jadi 300 tahun kemudian baru ada kata *tourist*. Lalu kita menyebutnya turis.
Mereka yang belajar di SMIP, atau Akademi Pariwisata atau Fakultas Pariwisata mengenal nama Thomas Cook sebagai orang pertama yang mengatur perjalanan orang-orang Inggris untuk jalan-jaln, itu tercatat tahun 1841. Lalu dia sebut bapak turis, atau bapak pariwisata.
Beberapa puluh tahun kemudian Lindeman bersaudara membangun perusahaan untuk mengurus orang-orang jalan-jalan itu di Den Haag, Belanda, disebut Lindeman Toeristen Bureau. Kemudian menyusul perusahaan lain, namanya Lisione TOERISTEN Bureau.
Kedua perusaaan ini melakukan gabungan atau merger dalam bahasa Inggris, yang disebut Lislind. Oleh pemerintah mereka diminta membuka cabang di Batavia tahun 1910. Perusahaan mengatur perjalanan tuan-tuan dan noni-noni Belanda dan orang asing lainnya di Batavia, Bogor, Bandung, dan Pulau Java lainnya.
Pada tahun 1928, seperti tertulis sebelumnya di Sapar – 3 (bagian 3 tulisan ini -red), bahwa perusahan itu berganti nama menjadi Nitour tahun 1928.
Sesudah Nitour terbentuk yang kiprahnya sampai di Pulau Bali, tahun 1929 seorang Perancis kaya raya membangun Hotel di ujung Jalan Molenvilet (sekarang Jalan Gajahmada) dengan nama des Provence. Kemudian Belanda diberi nama Hotel Des Indes yang sebelumnya mau diberi nama Hotel Multatuli.
Di zaman kemerdekaan namanya menjadi Hotel Duta Indonesia. Hotel ini beroperasi sampai tahun 1971 lalu dirobohkan, diganti dengan nama pertokoan Duta Merlin sampai sekarang.
Bagaimana dengan Bali zaman itu? (Joseph/rn+)
bersambung
Paul Edmundus Tallo adalah Ketua Umum IINTOA (Indonesia Inbound Tour Operator Association), terlahir di Flores 76 tahun lalu, sudah berkecimpung di dunia pariwisata sejak tahun 1972. Setelah menyelesaikan studi nya di Akademi Pariwisata dan Perhotelan Denpasar, semangat belajar tidak pernah padam, sehingga di masa tuanya berhasil meraih gelar Doktor pada tahun 2022 pada Program Studi Doktor Pariwisata, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!