MANTAN ISTRI RAJA KLUNGKUNG PEMBUKA CAKRAWALA PARIWISATA BALI

suasana pariwisata Bali jaman dulu (ilustrasi / foto istimewa)

Seri Sapa Pariwisata – 6 (Sapar)

Oleh: Paul Edmundus Talo

Ketika di Batavia turis ke sana kemari dengan menaiki andong, atau dengan mobil-mobil keren di zaman itu, sangat berbeda dengan di Bali, mereka naik dokar atau taksi, lebih banyak berjalan kaki di sekitar pasanggerahan dan losmen. Di sini, di banjar-banjar terdengar bunyi gamelan, bale ganjur, atau rindik di rumah penduduk membuat para turis itu harus berhenti dan menonton, memotret atau hanya sekedar menikmati bunyi indah aneh menarik ditelinga orang-orang barat ini.

Selain itu daya tarik lain bagi turis-turis bule itu adalah para gadis kecil, para gadis dewasa dan Ibu-ibu yang sedang bersembayang (maturan) di depan rumah atau di sanggah yang dapat dilihat dari jalan raya….merekapun berhenti, memperhatikan, berbicara antara mereka dan merekam peristiwa indah itu dengan kamera mereka.
Belum lagi kebetulan ada odalan di pura setempat… mereka, turis-turis itu berjam-jam menikmati semua acara sampai mereka merasa capek sendiri, namun merasa puas.

Turis-turis yang datang di Bali mempergunakan kapal KPM, maskapai pelayaran kerajaan Belanda. Toeristen Bureau Lislind yang ada di Batavia membuka kantor perwakilan di seluruh Jawa dan pada tahun 1914 sampai di Bali yang dijuluki dalam brosur-brosurnya sebagai “Mutiara Kepulauan Nusa Tenggara (Picturesque Dutch East Indies (Picard; 1992). Masih menurut Picard, bahwa turis-turis mulai berdatangan lebih banyak lagi pada tahun 1924 setelah dibuka pelayaran langsung Singapore, Batavia, Semarang, Surabaya, Singaraja dan ke Makasar.

Picard juga menulis bahwa beberapa waktu kemudian, perwakilan KPM di Singaraja ditunjuk sebagai wakil resmi Official Tourist Bureau di Bali. Dengan kehadiran kantor ini, turis2 dapat menyewa taksi lengkap dengan sopir dan Guide berbahasa Inggris, juga membantu menyewakan kamar di pasanggerahan pilihan turis.

KPM mendapat persaingan-persaingan, antara lain dari Tuan Jacob Minas orang Armenia yang juga menyewa bioskop keliling, Tuan Andre Rosevelt orang Amerika yang adalah perwakilan Thomas Cook dan American Express yang tentu saja kejanya mengatur perjalanan wisata bagi turis-turis di Bali.
Pesaing paling utama adalah Princess Patimah perempuan Bali yang mengaku bekas isteri Raja Klungkung. Nama beliau selalu muncul dalam tulisan-tulisan perjalanan zaman itu. Dia telah menjadi pengusaha perjalanan pribumi yang kaya raya, berkat mengurus perjalanan turis2. Beliau memiliki armada taksi serta pertenunan dan perhiasan perak di Bratan, sebuah Desa dekat Singaraja. Demikian tulis Michel Picard (1992). (Joseph/rn+)

bersambung

  Paul Edmundus Tallo adalah Ketua Umum IINTOA (Indonesia Inbound Tour Operator Association), terlahir di Flores 76 tahun lalu, sudah berkecimpung di dunia pariwisata sejak tahun 1972. Setelah menyelesaikan studi nya di Akademi Pariwisata dan Perhotelan Denpasar, semangat belajar tidak pernah padam, sehingga di masa tuanya berhasil meraih gelar Doktor pada tahun 2022 pada Program Studi Doktor Pariwisata, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali.

Redaksi menerima sumbangan tulisan, berita dan artikel yang berhubungan dengan pariwisata. Apabila memenuhi syarat, setelah melalui proses editing seperlunya akan segera ditayangkan. Materi dan photo-photo (max 5 gambar) bisa di kirimkan melalui nomor WA Redaksi +62 81320-97-9339

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *